Find Us On Social Media :

'Richard, Jangan Ikut Campur', Ditelepon Istri Ferdy Sambo yang Nangis-nangis, Bharada E Terang-terangan Akui Sempat Dilarang Lihat Kondisi Putri Candrawathi oleh Sosok Ini

Bharada E melihat ada yang aneh dengan sosok ini saat di Magelang, tetiba ajak Brigadir J semobil dengannya

GridHot.ID - Kejadian di Magelang itu disebut-sebut yang memicu kemarahan eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo hingga merencanakan pembunuhan Brigadir J.

Oleh karena itu, rangkaian peristiwa yang terjadi di Magelang itu pun harus tetap digali kebenarannya.

Melansir artikel yang dirilis tribunnews.com pada Senin (15/8/2022), diketahui Irjen Ferdy Sambo, tersangka pembunuhan Brigadir J belum lama ini mengaku dirinya tega menghabisi ajudannya sendiri lantaran tersulut emosi.

Dikatakannya, peristiwa yang terjadi di Magelang itu menyulut emosi Sambo lantaran melukai harkat dan martabat keluarganya.

Kemarahan Ferdy Sambo itu pun berujung pada rencana pembunuhan yang ia susun untuk menghabisi Brigadir J di Jakarta.

Soal peristiwa di Magelang, kini Bareskrim tengah mendalami.

Bareskrim mendalami keterangan dari Putri Candrawathi.

Namun, lanjut Komjen Agus, Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, tidak dibawa ke Magelang oleh penyidik.

Sementara meski laporan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi di Duren Tiga, Jakarta Selatan, sudah gugur, tetapi rangkaian peristiwa yang terjadi di Magelang tetap harus didalami.

"Rangkaian peristiwanya begitu, kan enggak bisa kami hilangkan," kata Komjen Agus, melansir Kompas.com.

Menurut dia, yang mengetahui pasti peristiwa sebenarnya yang terjadi di Magelang hanya Tuhan, istri Ferdy Sambo, dan Brigadir J.

Baca Juga: Istri Ferdy Sambo Sebaiknya Bicara Jujur, Kuasa Hukum Brigadir J Ungkap Pentingnya Maaf dari Keluarga Mendiang untuk Putri Candrawathi: Bobotnya Besar dalam Persidangan

"Yang pasti tahu apa yang terjadi, ya Allah SWT, almarhum (Brigadir J), dan Bu PC (Putri Candrawathi)," tutur Agus.

"Kalaupun Pak FS (Ferdy Sambo) dan saksi lain seperti Kuat, Ricky Rizal, Susi, dan Richard hanya bisa menjelaskan sepengetahuan mereka," sambung dia.

Sementara itu, dikutip dari Suar.id, mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara, mengatakan apa yang terjadi di Magelang menurut keterangan Bharada E.

Semua berawal pada 6 Juli 2022 di Magelang.

Pada tanggal itu, Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sedang merayakan ulang tahun pernikahan mereka.

Pesta ulang tahun berlangsung dari 6 Juli 2022 sekitar pukul 22.00 WIB hingga 7 Juli dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB.

Ketika pesta berlangsung, semua masih baik-baik saja.

Tapi menurut Bharada E, setelah pesta, Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sudah mulai bertengkar.

Tapi, "Richard tidak tahu apa yang diributkan," kata Deolipa Yumara.

Bharada E sendiri, bersama Brigadir J, turun ke bawah untuk istirahat.

Esoknya, 7 Juli 2022, sekitar pukul 08.00 WIB, Irjen Ferdy Sambo kembali ke Jakarta.

Baca Juga: 2 Kali Jabat Kapolda di Papua, Inilah Rekam Jejak Irjen Rudolf Albert Rodja yang Ikut Teken Pemecatan Ferdy Sambo, Sosoknya Jenderal Jebolan Brimob

Bharada E sendiri masih berada di Magelang, bersama Putri Candrawathi, Bhrigadir J, Brigadir RR, dan Kuat Maruf.

Susi, pembantu Putri, juga masih ada di situ.

Di hari itu, Bharada E dan Brigadir RR mendapat tugas untuk mengantarkan makanan ke anak Putri Candrawathi di sekolah Taruna Nusantara.

Sementara Putri Chandrawati di rumah bersama Kuwat, Susi dan Brigadir J.

Ketika berada di perjalanan, Bharada E mendapat telepon dari Putri Candrawathi.

Saat menerima telepon, Bharada E kaget karena Putri Candrawathi sudah dalam kondisi menangis.

Bharada E lalu menyerahkan teleponnya ke Brigadir RR.

"Di Magelang itu Ricky dan Richard itu diperintahkan antar makanan anaknya Pak sambo di Taruna Nusantara sekitar jam 6 sore," kata Deolipa.

"Lalu Richard ditelepon Putri yang bertanya, Ricky dimana? Tolong kemari sembari menangis. Richard ngasih handphone ke Ricky. Lalu mereka buru-buru pulang."

Bharada E tidak tahu apa yang dibicarakan Putri Candrawathi bersama Brigadir RR, yang jelas keduanya langsung pulang.

Sesampainya di rumah, keduanya langsung bertemu dengan sopir Putri Candrawathi, Kuat Maruf.

Baca Juga: Ngaku Sempat Pergoki Brigadir J Mengendap-endap, Kuat Ma'ruf Sebut Sang Ajudan Sebabkan Putri Candrawathi Menangis, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Berikan Keterangan Begini

Bharada E dan Brigadir RR hendak melihat kondisi Putri tapi dicegah oleh Kuat Maruf.

"Kata Kuwat, Sudah Richard, jangan ikut campur," kata Deolipa.

Ketika itu, Brigadir J sendiri sudah berada di lantai bawah.

Bharada E dan Brigadir R katanya sempat bertemu Brigadir J.

Keduanya lalu henda ke lantai atas melihat Putri.

Tapi karena dilarang Kuwat, mereka turun lagi ke bawah.

Ketika Putri Candrawathi menangis, dia hanya ditemani oleh Kuat, Susi, dan Brigadir J.

Keanehan kembali terjadi saat balik ke Jakarta.

Nggak seperti biasanya, Brigadir RR, yang pangkatnya paling tinggi dari semua ajudan Ferdy Sambo, menyuruh Brigadir J satu mobil dengan dirinya.

Bharada E sendiri satu mobil dengan Putri Candrawathi, seorang staf, dan Kuat Maruf.

Menjelang sore hari, mereka sampai di Jakarta, persisnya di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo.

Baca Juga: Berani Dalangi Ancaman Terhadap Brigadir J, Kuat Ma'ruf Langsung Ciut Nyali Saat Kelakuannya Dikuliti Bharada E, Ada Apa?

Di sana sudah ada Irjen Ferdy Sambo.

Setelah tes PCR, mereka semua ke rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, yang diduga sebagai TKP utama penembakan Brigadir J.

Tak berselang lama, Putri Candrawathi kembali ke rumah pribadinya dengan pakaian yang sudah ganti. (*)