Find Us On Social Media :

Namanya Minta Dirahasiakan, Pejabat AS Beri Bocoran Rusia Bakal Rekrut Penjahat di Ukraina Jadi Pasukan Perang: Dengan Imbalan Pengampunan dan Kompennsasi Finansial

Ilustrasi presiden Rusia Vladimir Putin.

Mereka berkunjung untuk memastikan keamanan PLTN tersebut di tengah kekhawatiran bahwa perang yang berkecamuk di dekatnya dapat memicu kecelakaan nuklir.

Dilansir dari Kantor berita AFP, inspeksi ke fasilitas nuklir terbesar di Eropa itu tetap dilakukan meskipun terjadi penembakan lebih lanjut di daerah yang memaksa penutupan salah satu dari enam reaktornya.

Rusia dan Ukraina selama ini saling menuduh bertanggung jawab atas serangan ke PLTN Zaporizhzhia.

Setelah kunjungan tersebut, Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengumumkan bahwa IAEA akan "tinggal" di PLTN tersebut.

"IAEA tetap di sini. Beri tahu dunia bahwa IAEA tetap di Zaporizhzhia," katanya.

Macron jaga komunikasi dengan Putin

Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Kamis membela kebijakannya untuk menjaga dialog dengan Rusia.

Baca Juga: Ferdy Sambo Dipanggil 'Jenderal' oleh Penyidik saat Rekonstruksi Penembakan Brigadir J, Kadiv Humas Polri Buka Suara, Singgung Pansos

Dia mengatakan bahwa Turkiye seharusnya tidak menjadi satu-satunya kekuatan dunia yang berbicara dengan Rusia.

Macron menuai kritik pada awal perang karena upayanya yang gagal untuk membujuk Vladimir Putin agar tidak menyerang Ukraina.

Setelah jeda yang panjang menyusul klaim yang meluas tentang kejahatan perang Rusia di Ukraina, dia berbicara lagi dengan Putin pada 19 Agustus.

"Siapa yang ingin Turkiye menjadi satu-satunya kekuatan dunia yang terus berbicara dengan Rusia?" kata Macron dalam pertemuan duta besar Parancis di Istana Elysee.

"Tugas seorang diplomat adalah berbicara dengan semua orang, terutama dengan orang-orang yang tidak kita setujui," tambah dia.

(*)