Find Us On Social Media :

Dulu Orang Nomor 1 Bagi Tentara Indonesia, Mantan Panglima TNI Diam-diam Lakoni Hal Tak Terduga di Layar Kaca, Senior Andika Perkasa Rela Jadi Petani di depan Kamera

Sosok mantan panglima TNI sekaligus Kepala Staff Kepresidenan Moeldoko.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -  Berbeda dengan Andika Perkasa, jejak Moeldoko, mantan Panglima TNI kini main film pendek jadi petani.

Berbeda dengan Andika Perkasa, Moeldoko mantan Panglima TNI yang juga Kepala Staff Kepresidenan mencuri perhatian usai main film pendek dan berperan sebagai petani.

Bukan tayang di bioskop, berbeda dengan Andika Perkasa kali ini mantan Panglima TNI Moeldoko berakting di film pendek di Woko Channel.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunKaltim, 28 September 2022, Woko Channel adalah channel YouTube parodi asal Kediri yang sukses menghibur penonton hingga saat ini.

Moeldoko main film di episode 63 Woko Channel.

Dalam film pendek tersebut, Moeldoko ternyata menjalani peran seorang petani bernama Kang Moel.

Mantan Panglima TNI ini diceritakan tengah sibuk bekerja di tengah sawah.

Mengutip film terbaru Woko Channel itu, saat akting Moeldoko tampil dengan outfit layaknya petani.

Moeldoko berkaus biru muda lengkap dengan topi warna hitamnya.

Baca Juga: Lukas Enembe Habiskan Ratusan Miliar untuk Judi, Pengacara Sebut Gubernur Papua Hanya Cari Refreshing saat Berobat di Singapura, Aloysius Renwarin: Hibura

Ada adegan lucu yang dijalani Moeldoko seperti genre flm di Woko Channel.

Moeldoko harus beradu akting dan berdialog dengan Galino alias Pak No.

Jenderal TNI (Purn) Moeldoko itu nyaris dipukul sebuah kayu berukuran lengan orang dewasa oleh Galino.

Terlihat Galino mengira Moeldoko adalah Gendut.

Dalam cuplikan film ini terlihat Galino dibuat kelabakan mencari Gendut yang telah membawa kabur sepeda motornya.

Sama seperti film lainnya di Woko Channel, dalam setiap adegan konten selalu terselip hal-hal yang lucu dan kocak, yang sukses memancing gelak tawa.

Kembali pada adegan pemukulan, beruntung, Moeldoko segera menoleh ke belakang sehingga membuat Galino kaget minta ampun.

Galino lantas melemparkan pentungan kayu itu dan mengenai Samirin, si penjual pentol yang diajak Pak No.

Galino kaget ternyata orang akan dia pukul itu bukanlah Gendut, melainkan Kang Moel alias Moeldoko.

Baca Juga: Dibuka Dalam Waktu Dekat, Inilah Jadwal, Formasi dan Syarat Daftar PPPK 2022 yang Wajib Diketahui Calon Pelamar

Moeldoko pun terlihat mengucapkan nasihat pada Galino. Ia mengingatkan tentang pasal penganiayaan.

Singkat cerita, usai tragedi nyaris dipuku, Moeldoko dan Galino terlihat ngobrol serius mengenai pertanian.

Kang Moel yang baru saja bertemu dengan Galino pun mencoba mengenalakan sejumlah produk benih padi unggulan.

Sempat jadi Panglima TNI, Moeldoko kini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 18 September 2022, diberitakan sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyebut pergerakan harga pangan masih stabil meski ada kenaikan harga BBM.

Dia mengatakan, memang terdapat kenaikan harga untuk sejumlah komoditas pangan seperti bawang merah, namun tak signifikan. Sementara, harga komoditas pangan lainnya masih stabil.

Hal itu disampaikan Moeldoko di sela peninjauan harga komoditas pangan di Pasar Besar Ratu Tunggal, Pangkalpinang, Minggu (18/9/2022).

"Memang ada kenaikan, tapi tidak signifikan seperti bawang merah yang naik hanya Rp 2.000-Rp 3.000 per kilogram," kata Moeldoko dikutip dari Antara.

"Telur malah masih normal, yakni seribu delapan ratus (rupiah) per butir. Jadi bisa disimpulkan harga-harga masih stabil," kata Moeldoko lagi.

Dalam peninjauan itu, Moeldoko mendatangi lapak pedagang yang menjual komoditas pangan, seperti bawang merah, cabai, dan telur.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Ibunda Mayangsari Meninggal Dunia, Tangis Istri Bambang Trihatmodjo Pecah di Pemakaman Hajah Larasatun

Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Moeldoko, telah memerintahkan jajaran pemerintah pusat dan daerah untuk terus menjaga stabilitas harga pangan dan energi agar tidak berdampak pada inflasi.

Kepada pemerintah daerah (pemda), lanjut Moeldoko, Presiden Jokowi meminta kepala daerah membantu biaya transportasi menuju daerah masing-masing.

"Jadi jika harga kebutuhan pokok beranjak naik, pemerintah daerah menanggung biaya transportasi. Ini perintah Presiden," katanya pula.

Ia juga meminta daerah mengupayakan agar tidak terjadi kenaikan harga barang dan jasa dalam waktu cepat yang berpotensi membebani masyarakat dan menimbulkan gejolak sosial.

“Misalnya untuk masalah energi, minyak, BBM, dan lainnya, pemda dapat membuat sistem bekerja sama dengan pemangku kepentingan yang ada, kemudian tim pengendali inflasi daerah melibatkan aparat pengawas untuk memastikan subsidi benar-benar tepat sasaran,” kata dia.

Pemerintah, ujar Moeldoko, telah mengalokasikan anggaran pengalihan subsidi BBM untuk tambahan bantalan sosial sebesar Rp 24,17 triliun.

Bantalan sosial yang diwujudkan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan bantuan untuk sektor transportasi tersebut, untuk menjaga daya beli masyarakat dan mencegah peningkatan angka kemiskinan.

Sebelum meninggalkan pasar, Moeldoko juga sempat membeli ikan khas Kepulauan Bangka Belitung yakni ikan duri.

“Beli dua kilogram, untuk oleh-oleh orang rumah,” ujar Moeldoko.

Baca Juga: Sumpah Serapahnya Bisa Jadi Malapetaka, Perkataan Pemilik 5 Weton Ini Disukai Khodam Si Pahit Lidah

Sementara itu, dalam keterangan resminya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, harga barang kebutuhan pokok masih terpantau stabil meskipun harga bahan bakar minyak bersubsidi mengalami kenaikan beberapa waktu lalu.

Kementerian Perdagangan akan terus memastikan harga barang kebutuhan pokok tetap stabil. Hal ini disampaikan Zulkifli saat memantau harga barang kebutuhan pokok di Pasar Gede, Surakarta, Jawa Tengah.

"Kenaikan harga BBM subsidi belum memengaruhi harga barang kebutuhan pokok yang masih stabil,” ujarnya.

Zulkifli menyebut, Presiden Jokowi telah memerintahkan kepada kepala daerah untuk membantu biaya transportasi menuju daerah masing-masing.

”Jika harga barang kebutuhan pokok beranjak naik, pemerintah daerah menanggung biaya transportasi. Untuk itu, harga barang kebutuhan pokok harus dipantau terus karena menyangkut hajat hidup orang banyak,” tambahnya.

(*)