Find Us On Social Media :

Rusia Lenyapkan Pemanas dan Layanan Penting Sebelum Masuk Musim Dingin, Vladimir Putin Diduga Manfaatkan Alam untuk Genosida Rakyat Ukraina

Rusia dan Ukraina akan berperang di musim dingin yang panjang

Gridhot.ID - Peperangan antara Rusia dengan Ukraina hingga kini masih terus sengit dan makin brutal.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Rusia dilaporkan telah menembakkan rudal ke arah Ukraina.

Namun pihak Ukraina berhasil menembak jatuh rudal tersebut yang kemudianproyektilnya mendarat di desa Moldova Utara.

Pemerintah Moldova juga mengonfirmasi terkait serangan ini.

Jendela rumah warga pecah namun sudah dipastikan tak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Kini Vladimir Putin terus mencoba berbagai cara untuk mencaplok Ukraina dengan paksa.

Diduga Putin akan menggunakan alam sebagai 'alat' untuk melenyapkan musuh-musuhnya.

Dikutip Gridhot dari Tribun WOW, sejumlah pakar meminta agar negara-negara barat tidak membiarkan jutaan warga Ukraina tewas kedinginan pada musim dingin nanti.

Presiden Rusia Vladimir Putin diyakini oleh pakar akan memanfaatkan musim dingin untuk melakukan genosida terhadap warga Ukraina.

Dikutip TribunWow dari skynews, pendapat ini disampaikan oleh Profesor kebijakan publik, Dennis Soltys dan Profesor ilmu politik Alexander Motyl.

Kedua pakar ini juga menjelaskan kemungkinan terjadinya bencana kemanusiaan di Ukraina yang mana butuh perhatian dari dunia internasional.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Bintang FTV Meninggal Dunia Usai Tiba-tiba Hilang dari Industri Hiburan, Ternyata Selama Ini Tahan Sakit dari Penyakit Ganas yang Menggerogoti Tubuhnya

Dennis dan Alexander berpendapat komunitas internasional belum maksimal dalam memberikan atensi dan bantuan terhadap Ukraina.

"Invasi Rusia sekarang memasuki tahap baru yang buruk," tulis Alexander dan Dennis.

"Keputusan Moskow untuk menghilangkan pemanas dan layanan penting lainnya bagi penduduk sipil Ukraina selama musim dingin menempatkan puluhan juta nyawa dalam bahaya."

Alexander dan Dennis berpendapat Putin saat ini telah mengancam keselamatan seluruh populasi warga Ukraina.

Di sisi lain, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov telah mengakui kerugian tinggi di jajarannya setelah penembakan artileri oleh pasukan Kyiv.

Dilansir TribunWow.com, pengakuan ini tergolong langka lantaran pihak Rusia selama ini selalu menutupi tentang kekalahan yang dialami.

Bahkan, Rusia maupun Chechnya tidak mempublikasi jumlah tentara yang tewas di medan perang.

Namun, rekan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut secara jelas membeberkan jumlah pasukan yang tewas akibat serangan Rusia.

Pada Kamis (17/10/2022), melalui saluran Telegramnya, Kadyrov menuturkan perkembangan pasukan di wilayah Kherson.

"Pada awal minggu ini, salah satu unit Chechnya ditembaki di wilayah Kherson," kata Kadyrov, dikutip Al Jazeera, Jumat (28/10/2022.

“Dua puluh tiga pejuang tewas dan 58 lainnya terluka.”

Baca Juga: 'Dosamu Ditanggung Imammu', Larang Nagita Slavina Selingkuh, Raffi Ahmad Tetap Izinkan Istrinya Lakukan Hal Ini

Kadyrov belum mengungkapkan seberapa kekalahannya, tetapi mengakui pasukannya mengalami kerugian besar pada hari itu,

Sumber Ukraina telah melaporkan awal pekan ini bahwa unit Chechnya di wilayah selatan Ukraina Kherson telah memberikan lokasinya melalui foto di jejaring sosial, yang menyebabkannya terkena tembakan artileri.

Adapun komentar Kadyrov tersebut tidak biasa mengingat pasukan pro-Moskow jarang mengakui kerugian besar di medan perang, dan pejabat Rusia tidak mempublikasikan angka korban mereka sendiri.

(*)