Find Us On Social Media :

Manuver Petinggi KKB Papua Cari Dukungan dari Parlemen ke Parlemen, Kini Benny Wenda Desak Jokowi Bebaskan 7 Mahasiswa, Salah Satunya Eks Napi Makar

Pentolan KKB Papua, Benny Wenda

"Nama ketiga mahasiswa tersebut, yang didakwa makar dan baru dibebaskan 2 bulan lalu, adalah Yosep Ernesto Matuan, Devio Tekege, dan Ambrosius Elopere."

"Mereka ditangkap bersama Eko Ukago, Nobertus Dogopia, Matius Mabel dan Andy You," rinci Benny Wenda.

Menurut Benny, pada saat yang sama dengan penangkapan ini, Indonesia menghadapi pemeriksaan catatan hak asasi manusia mereka di PBB, dengan 8 negara termasuk Amerika Serikat, Kanada dan Australia.

"Sebagai tanggapan, Indonesia bersikeras bahwa demokrasi dan hak asasi manusia dihormati di Papua Barat - inilah kesempatan untuk menunjukkan rasa hormat yang seharusnya," sebut Benny.

Tetapi, ulas Benny, bahkan dengan mata dunia tertuju pada mereka, dengan KTT G20 diadakan di Bali, Indonesia tidak dapat mengizinkan orang Papua Barat mengibarkan bendera nasional mereka.

"Para mahasiswa berkumpul untuk memperingati pembunuhan Theys Eluay, seorang pemimpin besar dan pemersatu Papua Barat, yang dibunuh di dalam mobilnya oleh Pasukan Khusus Indonesia pada 10 November 2001," kata Benny.

Seperti halnya demonstrasi 1 Desember 2021, tambah Benny, protes tersebut sepenuhnya damai, dengan para siswa memegang bendera Bintang Kejora dan membacakan pidato tentang Eluays dan warisannya.

"Untuk bagian mereka dalam protes damai, mereka dapat didakwa dengan pengkhianatan dan dijatuhi hukuman 20 tahun penjara," tutur Benny.

Benny mendesak agar 7 mahasiswa yang ditangkap di Jayapura harus segera dibebaskan.

"Ini tuntutan saya kepada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) - bukan Kapolri, bukan Panglima TNI."

"Kebebasan berkumpul bukanlah kejahatan: Presiden Indonesia harus segera turun tangan untuk menjamin pembebasan mereka," tegas Benny.

Baca Juga: 3 Hari Berturut-turut Gelar Rapat Ilegal, Pentolan KKB Papua Dikepung di Rumahnya, Benny Wenda Berang Polisi Tangkap Buchtar Tabuni Cs: Ini Penganiayaan Politik!