Find Us On Social Media :

KKB Papua Jadi Tugas Besar Yudo Margono Jika Dilantik Sebagai Panglima TNI, Kepala CIDE Singgung Pendekatan Baru ke OPM dan Reorientasi Militer yang Belum Terlihat Jelas

Komandan Korps Marinir TNI AL Mayjen (Mar) Widodo Dwi Purwanto (kiri) dan KSAL Laksamana Yudo Margono (kanan) saat mendapuk Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menjadi warga kehormatan Korps Marinir TNI AL di Pantai Todak, Singkep, Kepulauan Riau, Kamis (4/8/2022).

Yudo Margono, lanjut Anton Aliabbas, harus bisa melakukan perubahan pendekatan ke kelompok tersebut dalam hal pencegahan dan penanganan kasusnya.

Satu hal yang harus dicermati, pesan dia, adalah reorientasi militer, baik di Papua maupun Papua Barat

"Reorientasi militer di Papua dan Papua Barat hingga kini belum terlihat jelas. Nah, kebijakan ini mesti diperjelas oleh panglima mendatang," ujar Anton dalam keterangan tertulis, Senin 28 November 2022.

Dikatakannya, perubahan kebijakan di Papua penting untuk dilakukan. Sebab sejauh ini, masalah di Papua belum menampakkan perubahan yang signifikan.

"Kejelasan tentang pendekatan non-kekerasan dan reorientasi militer pasca DOB di Papua, juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan," pesan Anton Aliabbas.

Karena, lanjut dia, belakangan ini beredar kabar burung bahwa ada rencana penambahan komando teritorial di Bumi Cenderawasih sebagai konsekuensi dari ditetapkannya daerah otonom baru (DOB) di Papua.

Bahwa selama ini, katanya, wacana soal reorientasi kebijakan penanganan konflik di Papua, sebetulnya telah diungkapkan Jenderal Andika Perkasa pada awal menjabat sebagai Panglima TNI.

Begitu juga dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang sempat menyinggung soal pendekatan humanis di Papua.

Oleh karena itu, ia berharap ke depan ada implementasi yang nyata dalam perubahan pendekatan penanganan konflik di Papua.

"Agar pernyataan tersebut tidak hanya berhenti pada kata-kata, maka institusionalisasi dari ucapan tersebut menjadi penting," ujar Anton.

(*)