Find Us On Social Media :

Kepalanya Sempat Dihargai 1 Juta Dolar Amerika, Umar Patek Nangis Ingat Korban Bom Bali 1 yang Dibunuhnya: Saya Pertanggungjawabkan di Hadapan Allah

Pelaku Bom Bali 1, Umar Patek menunjukkan surat keterangan WNI isterinya di Lapas Porong Sisoarjo, Rabu (20/11/2019).

"Saya yang menjadi penjaminnya, beliau menyatakan setia pada NKRI. Maka dengan ini harapannya biasa bersama-sama menumpas faham terorisme," tandas Ali Fauzi.

Ali Fauzi mengenal betul bagaimana kepribadian Umar Patek. Ia memastikan jika Umar sudah kembali ke NKRI dan akan berjuang bersamanya untuk mengikis dan menyadarkan mereka yang menurutnya berada di jalan yang sesat.

Umar Patek berikrar dan berkomitmen menjadi pribadi yang lebih baik, juga siap menjalankan serangkaian program deradikalisasi yang diberikan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

"Saya bersedia membantu dan menanggulangi aksi terorisme, saya patuh dan tunduk dengan pemerintah memberi bantuan bagaimana cara meredam gempuran aksi teror di Indonesia," ungkapnya.

Pada sesi foto, Umar didampingi para mantan teroris membentangkan bendera merah putih bersama penghuni YLP dan Ali Fauzi.

Usai memberikan keterangan pers, Umar Patek melayani siapa pun yang ingin foto bareng dengannya.

Umar Patek sempat jadi buronan paling dicari

Umar Patek yang lahir pada 1970 merupakan salah satu dari beberapa orang yang terlibat dalam peristiwa Bom Bali 1 pada 2002.

Ia bahkan sempat menjadi buronan terorisme paling dicari, salah satunya oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

Diberitakan Harian Kompas, 8 Oktober 2005, pemerintah AS menjanjikan imbalan 1 juta dollar AS bagi siapa pun yang bisa memberi informasi keberadaan Umar Patek.

Berdasarkan keterangan Kedutaan Besar AS di Filipina dan militer Filipina, Umar Patek saat itu dilaporkan bersembunyi di Mindanao, Filipina selatan, setelah melarikan diri dari Indonesia.