GridHot.ID - Polisi berhasil menangkap terduga pelaku mutilasi seorang wanita di Bekasi, Jawa Barat.
Pelaku berinisial Mel (34) sempat berusaha kabur menggunakan mobil bersama seorang wanita.
Namun demikian, Mel pada akhirnya berhasil dicokok polisi.
Melansir tribunnews.com, pria bernama M Ecky Listiantho (34) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan terhadap perempuan yang ditemukan di kontrakan di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Polisi tengah mendalami motif dari terduga pelaku mutilasi tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, mengatakan perempuan yang dimutilasi itu belum diketahui identitasnya.
"Saat ini tim Subdit Resmob Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Kasubdit Resmob Kompol Ressa F Marasabessy sedang mendalami berbagai kemungkinan, baik motif ataupun tersangka," ungkap Hengki dalam keterangannya, Sabtu (31/12/2022), dilansir Wartakotalive.com.
Ecky diketahui sempat ingin kabur saat polisi datang ke kontrakannya di Tambun Selatan, Bekasi.
Hengki menyebut, Ecky ingin melarikan diri saat berada di dalam mobil yang membawanya.
"Jadi, pada saat kami geledah, enggak ada itu tersangkanya."
"Tapi pada saat kami keluar, kami temukan di dalam (kontrakan) ada jenazah."
"Tim keluar dari kos-kosan ada mobil yang datang, tapi kabur langsung kami kejar," jelas Hengki di Polda Metro Jaya, Sabtu, dikutip dari Kompas.com.
Selengkapnya, berikut fakta terduga pelaku mutilasi di Bekasi sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:
Berusaha Kabur Bersama Wanita Lain
Setelah mengejar Ecky, polisi mendapati ada orang lain di dalam mobil, satu di antaranya seorang perempuan.
Namun, Hengki tak menyebutkan sosok perempuan tersebut.
"Ini sedang kami dalami motifnya dan sebagainya jadi ini masih sangat awal, sangat dini nanti perkembangan akan kami sampaikan," tambah dia.
Terduga Pelaku Mengaku sebagai Kontraktor
Pemilik kontrakan, AS (52), mengungkap sosok Ecky yang diduga sebagai pelaku mutilasi di Bekasi itu.
AS mengatakan, Ecky menyewa kontrakannya sudah sejak Juni 2021.
Saat itu, Ecky mengaku bekerja sebagai kontraktor.
"Kalau pengakuannya kerja jadi kontraktor, bangun-bangun rumah di sekitar sini."
"Saya juga tanya kenapa enggak tinggal di perumahan, kok malah di sini."
"Dia ngomongnya keluarganya di Bandung, KTP-nya saya lihat juga Bandung," katanya, Sabtu, dikutip dari TribunnewsBogor.com.
AS berujar, selama setahun mengontrak, Ecky selalu membayar biaya sewa tepat waktu setiap bulannya.
Namun, sejak Agustus 2022, pembayaran sewa mulai tersendat hingga Ecky selalu mangkir saat ditagih.
Disebut Terjerat Pinjol
AS menambahkan, beberapa bulan berikutnya, Ecky diketahui berutang ke orang lain bahkan terjerat pinjaman online (pinjol).
"Enggak aktif nomornya. Terakhir kalau tidak salah itu sejak dia dikejar pinjol bulan September atau Oktober gitu."
"Saya tahu karena istri yang dihubungi pihak pinjol," ujar AS.
Dilansir dari tribunsumsel.com, fakta baru kasus mutilasi di Bekasi pun akhirnya terungkap.
Hal itu dikatakan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.
Menurutnya, bentuk tulang korban mutilasi tersebut tampak tak lazim.
Hal itu tak lepas karena aksi sadis pelaku berinisial EL (34) saat memutilasi perempuan korban pembunuhan di Bekasi.
Menurut Hengki, aksi sadis tersebut terlihat dari bentuk tulang korban yang tidak lazim. Pelaku diduga menggunakan gergaji listrik untuk memotong tubuh korban menjadi beberapa bagian.
Adapun jasad korban mutilasi yang merupakan seorang perempuan ditemukan di rumah kontrakan tempat tinggal pelaku di Kampung Buaran, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (29/12/2022).
"Informasinya, hasil penyelidikan kita, dipotong menggunakan gergaji listrik," kata Hengki Haryadi kepada wartawan, Minggu (1/1/2023).
Hengki menjelaskan, polisi mendapatkan petunjuk dari hasil pemeriksaan tim dokter forensik yang menunjukkan tulang korban bergerigi.
"Memang ada beberapa hal yang identik dengan hasil penyelidikan kita. Misalnya bahwa ini tidak dipotong dengan menggunakan golok. Ternyata benar, dari kedokteran forensik awal, ternyata kita lihat tulangnya bergerigi," ungkap dia.
Ia merasa heran tidak ada tetangga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) yang mengetahui peristiwa tersebut.
"Nah ini menjadi pertanyaan kita lagi, kenapa kok tetangga-tetangga tidak ada yang dengar dan sebagainya. Kenapa begitu permisif, mayat sekian lama ada di sana, kok tidak ada yang tau atau peduli," ujar Hengki.
Di sisi lain, penyidik Polda Metro Jaya menemukan identitas yang diduga milik perempuan yang menjadi korban mutilasi saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Ditemukan identitas diduga korban," kata Hengki.
Namun, Hengki menjelaskan, identitas tersebut perlu dicocokkan dengan hasil autopsi dan DNA korban.
"Karenanya kita mengundang laboratorium forensik dan juga mendapatkan bantuan dari kedokteran forensik untuk menentukan DNA apakah benar jenazah yang ada di dua kontainer ini cocok dengan identitas yang ada temukan di TKP," ujar dia.
Menurutnya, penyidik tidak ingin gegabah dalam mengidentifikasi jenazah korban dan mengedepankan scientific crime investigation.
"Artinya kita tidak boleh gegabah bahwa korbannya pasti si A berdasarkan alat bukti yang ketemu di kos-kosan," ucap Hengki.
"Sampai sekarang kita sedang menunggu hasil, kemudian rekan-rekan harus bersabar. Ini sama halnya seperti kasus-kasus Kalideres kemarin, kita kedepankan scientific crime investigation," tambahnya.
Sementara itu, saksi bernama Dian Ardiansyah mengatakan, pelaku ditangkap polisi bersama teman wanitanya.
"(Pelaku ditangkap) dengan teman wanitanya," kata Dian kepada wartawan, Jumat (30/12/2022).
Dian mengungkapkan, polisi juga mengamankan pakaian pelaku dan teman wanitanya sebagai barang bukti.
"Pakaian EL dan teman wanitanya. Mungkin teman wanitanya karena ada pakaian cewek," ungkap dia.
Pelaku EL diduga telah menyimpan jasad korban di kontrakannya selama dua bulan.
"Kalau dari kepolisian dua bulan di situ, (jasad korban) disimpan di situ," kata Dian.
Dian merupakan orang yang sempat diminta polisi untuk menunjukkan rumah kontrakan yang ditempati pelaku EL.
Ia mengungkapkan, jasad korban yang sudah mutilasi pertama kali ditemukan di kamar mandi.
"Di kamar mandi, ruang paling belakang," ungkap dia.
Menurutnya, warga tidak mencium bau tak sedap dari kontrakan pelaku meskipun jasad korban sudah disembunyikan selama dua bulan.
"Bahkan tetangganya pun ini gak nyium apa-apa, karena mungkin si pelaku sudah ahli lah. Sudah dipikirin matang-matang sama dia gimana caranya supaya nggak bau. Bungkusnya rapi, ventilasi juga ditutup plastik sama dia," ucap Dian.
"Itu pun kita tahu setelah kita masuk ke dalam dan kita konfirmasi ke pemilik kontrakan bahwa kalau pemilik kontrakan cuma masang ini kawat nyamuk tidak dengan plastik," tambahnya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, penangkapan pelaku bermula ketika anggota Resmob menindaklanjuti laporan orang hilang pada Kamis (29/12/2022).
"Kejadian diketahui pada hari Kamis 29 Desember 2022 sekitar jam 23.00 WIB, saat anggota Resmob Unit 4 Polda Metro Jaya menindaklanjuti laporan tentang orang hilang dari Polsek Bantar Gebang," kata Zulpan dalam keterangannya, Jumat (30/12/2022).
Polisi pun mendapat informasi bahwa EL yang sebelumnya dilaporkan hilang berada di sebuah kontrakan di Kampung Buaran, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Namun, sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan kantong plastik hitam berisi mayat perempuan yang sudah dimutilasi.
"Saat melakukan penggeledahan ditemukan dua boks kontainer yang berisikan kantong plastik hitam yang di dalamnya mayat berjenis kelamin perempuan," ungkap Zulpan. (*)