Find Us On Social Media :

Angkat Potensi Daerah, Rumah Baca Tumpi Boyolali Gelar Pelatihan Pembuatan Film Dokumenter Gratis, Ini Jadwal dan Syarat Joinnya

Gambaran kegiatan di Tumpi Readhouse

Baca Juga: Tak Semua Orang Pernah Alami, Inilah 6 Mimpi Pertanda Jika Anda Dijaga dan Dilindungi Khodam Leluhur, Simak Penjelasan Lengkapnya Sekarang

Siang hari anak-anak sepulang sekolah langsung berebut tempat untuk membaca buku di perpustakaan ini. Ada banyak hal baru yang mereka temukan, terlihat dari kegembiraan mereka saat membaca maupun ketika melihat gambar-gambar dalam buku yang ada.

Hari demi hari terus berganti, namun jumlah anak yang datang semakin menurun. Saat itu, para pengelola mulai berpikir keras bagaimana supaya aktivitas di perpustakaan tetap hidup. Hampir setiap malam beberapa remaja yang tergabung dalam Karang Taruna ngobrol dan ngopi di tempat ini, membahas berbagai rencana untuk mengembangkan perpustakaan agar tetap berjalan.

Membuat kegiatan, merupakan jawaban paling realistis untuk tetap menghidupkan perpustakaan. Mulai saat itu, hampir seminggu sekali pasti diadakan kegiatan seperti pelatihan menulis, pelatihan pertanian, menggambar bersama, dan lain sebagainya.

Rumah baca memang bukan tempat bekerja. Satu tahun berjalan, pengelola yang sebelumnya berjumlah 6 orang sebagian mundur teratur. Maklum, bagi yang sudah berkeluarga tuntuan ekonomi selalu menjadi kendala untuk bisa tetap konsisten menyelenggarakan kegiatan sosial.

Pertengahan tahun 2013, Tumpi Readhouse seolah hidup segan mati tak mau. Padahal saat itu, rumah baca ini telah berubah status menjadi Perpustakaan Desa dan Perpusda Provinsi Jawa Tengah telah memberi tambahan 1000 buku.

Mempertanggungjawabkan sebuah keterlanjuran memang bukan sesuatu yang ringan. Ketika masyarakat sekitar sudah melupakan keberadaanya, pemerintah desa sebagai "pemilik" perpustakaan juga abai, pengelolanyapun sudah kelelahan bertahan, dan masalah klasik tentang pendanaan selalu menjadi faktor utama yang menghantui. Akhirnya selama hampir setahun Tumpi Readhouse mati suri.

Memanfaatkan sisa-sisa tenaga yang ada, dua orang pengelola rumah baca punya pendapat, bahwa apa yang sudah dibuat harus tetap dirawat. Mulai dari titik inil, kedua orang suami istri tersebut mulai merancang berbagai agenda yang mungkin bisa mengembalikan marwah perpustakaan agar tetap hidup. Seperti yang dulu-dulu, harus ada kegiatan yang dilakukan di perpustakaan.

Kerja sama dengan berbagai pihak menjadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan yang ada. Untuk itulah dalam melakukan kegiatan seringkali melibatkan pihak lain. Dari berbagai kegiatan bersama ini, akhirnya perpustakaan kembali hidup, dan semakin banyak anak yang datang ke tempat ini.

Berbagai agenda kegiatan yang masih berjalan hingga kini di antaranya adalah:

Baca Juga: 12 Watak Wanita Berdasarkan Weton dalam Primbon Jawa, Minggu Pahing Terkenal Sensitif dan Mudah Tersinggung

Dari berbagai kegiatan tersebut, akhirnya pada tahun 2017 Tumpi Readhouse menjadi salah satu mitra program Perpuseru yang diinisiasi oleh Coca-cola Foundation.

Akhir tahun 2017, Tumpi Readhouse menerima penghargaan sebagai salah satu perpustakaan terbaik dari 595 perpustakaan mitra perpuseru di Indonesia.

(*)