Find Us On Social Media :

Angkat Potensi Daerah, Rumah Baca Tumpi Boyolali Gelar Pelatihan Pembuatan Film Dokumenter Gratis, Ini Jadwal dan Syarat Joinnya

Gambaran kegiatan di Tumpi Readhouse

Laporan Reporter GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Tumpi Readhouse merupakan rumah baca yang didirikan pada 16 Juli 2012. 

Bukan cuma tempat baca buku, Tumpi Readhouse yang berlokasi di Dk. Karang RT.16 RW.06 Desa Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, juga menjadi tempat berbagai kegiatan positif dan edukatif.

Adapun kegiatan di Tumpi Readhouse antara lain Kampanye Ulang Tahun Hijau, kegiatan kelompok Tani Tumpi, kegiatan kelompok UMKM Tumpi, kegiatan TPQ, serta kegitan lain yang bersifat eventual.

Joko Narimo, narasumber yang diwawancarai oleh GridHot.ID, mengatakan bahwa Tumpi Readhouse kini juga tengah fokus pada pelatihan pembuataan film dokumenter dengan mengangkat potensi daerah.

"Sekarang lagi fokus ke dokumenter," ujar Joko Narimo yang dihubungi lewat telepon oleh GridHot.ID pada Selasa (31/1/2023).

"Jadi, mengangkat potensi daerah seperti peternakan atau pengrajin seperti itu," lanjut dia.

Joko Narimo mengatakan Tumpi Readhouse sempat fokus pada pelatihan pembuatan video musik di YouTube.

Namun, kata Joko Narimo, pelatihan pembuatan video musik di YouTube itu dihentikan sementara.

"YouTube sementara off dulu, karena (YouTube) sebenarnya kemarin dipakai untuk kegiatan (mengisi) pandemi," kata Joko Narimo.

"Dulu Tumpi dapat hibah alat dari Bekraf pada 2019 akhir, itu untuk pelatihan YouTube atau dokumenter, intinya buat pembuatan film atau audio visual. Saat pandemi, karena tidak boleh melakukan kumpul-kumpul atau workshop, akhirnya dialihkan pembuatan video musik," jelas dia.

Joko Narimo menerangkan, pelatihan pembuatan video musik dan film dokumenter yang dibuat Tumpi memiliki sasaran berbeda.

Baca Juga: Bank Soal PPPK 2022, Ini Contoh Soal P3K Teknis Kementerian PUPR untuk Jabatan Teknik Tata Bangunan dan Perumahan

Pelatihan video musik menyasar orang-orang dari kalangan dewasa, sementara film dokumenter menyasar anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah.

"Musik untuk orang yang sudah agak dewasa, mulai produksi lagu sendiri, aransemen sendiri, mixing dan mastering sendiri, sampai bikin video klip sendiri," jelas Joko Narimo.

"Kalau dokumenter sasarannya pelajar, kuambil yang SMP dulu," jelasnya.

Joko Narimo mengatakan pelatihan pembuatan fim dokumenter itu bisa diikuti siapa saja tanpa perlu membayar alias gratis. Pelatihan dilaksanakan setiap hari Senin Sore dan Kamis sore.

"(Ikut pelatihan) gratis. Nggak ada (syarat). Yang penting (mau) datang terus ikut kumpul-kumpul," kata Joko Narimo.

"Pelatihan dilaksanakan setiap Senin sore dan Kamis sore. Kalau malam Minggu ada pemutaran film," tambah dia.

Tentang Tumpi Readhouse

Dikutip dari website tumpi.id, Tumpi Readhouse yang berlokasi di Dk. Karang RT.16 RW.06 Desa Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali resmi dibuka pada 6 Juli 2012.

Tumpi Readhouse menyediakan sekitar 3000 buku, 200an judul film, 3 unit komputer dengan koneksi internet, dan berbagai kegiatan lain yang bisa diakses masyarakat umum.

Pemandangan hari pertama di Tumpi Readhouse memang sangat menggembirakan.

Baca Juga: Tak Semua Orang Pernah Alami, Inilah 6 Mimpi Pertanda Jika Anda Dijaga dan Dilindungi Khodam Leluhur, Simak Penjelasan Lengkapnya Sekarang

Siang hari anak-anak sepulang sekolah langsung berebut tempat untuk membaca buku di perpustakaan ini. Ada banyak hal baru yang mereka temukan, terlihat dari kegembiraan mereka saat membaca maupun ketika melihat gambar-gambar dalam buku yang ada.

Hari demi hari terus berganti, namun jumlah anak yang datang semakin menurun. Saat itu, para pengelola mulai berpikir keras bagaimana supaya aktivitas di perpustakaan tetap hidup. Hampir setiap malam beberapa remaja yang tergabung dalam Karang Taruna ngobrol dan ngopi di tempat ini, membahas berbagai rencana untuk mengembangkan perpustakaan agar tetap berjalan.

Membuat kegiatan, merupakan jawaban paling realistis untuk tetap menghidupkan perpustakaan. Mulai saat itu, hampir seminggu sekali pasti diadakan kegiatan seperti pelatihan menulis, pelatihan pertanian, menggambar bersama, dan lain sebagainya.

Rumah baca memang bukan tempat bekerja. Satu tahun berjalan, pengelola yang sebelumnya berjumlah 6 orang sebagian mundur teratur. Maklum, bagi yang sudah berkeluarga tuntuan ekonomi selalu menjadi kendala untuk bisa tetap konsisten menyelenggarakan kegiatan sosial.

Pertengahan tahun 2013, Tumpi Readhouse seolah hidup segan mati tak mau. Padahal saat itu, rumah baca ini telah berubah status menjadi Perpustakaan Desa dan Perpusda Provinsi Jawa Tengah telah memberi tambahan 1000 buku.

Mempertanggungjawabkan sebuah keterlanjuran memang bukan sesuatu yang ringan. Ketika masyarakat sekitar sudah melupakan keberadaanya, pemerintah desa sebagai "pemilik" perpustakaan juga abai, pengelolanyapun sudah kelelahan bertahan, dan masalah klasik tentang pendanaan selalu menjadi faktor utama yang menghantui. Akhirnya selama hampir setahun Tumpi Readhouse mati suri.

Memanfaatkan sisa-sisa tenaga yang ada, dua orang pengelola rumah baca punya pendapat, bahwa apa yang sudah dibuat harus tetap dirawat. Mulai dari titik inil, kedua orang suami istri tersebut mulai merancang berbagai agenda yang mungkin bisa mengembalikan marwah perpustakaan agar tetap hidup. Seperti yang dulu-dulu, harus ada kegiatan yang dilakukan di perpustakaan.

Kerja sama dengan berbagai pihak menjadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan yang ada. Untuk itulah dalam melakukan kegiatan seringkali melibatkan pihak lain. Dari berbagai kegiatan bersama ini, akhirnya perpustakaan kembali hidup, dan semakin banyak anak yang datang ke tempat ini.

Berbagai agenda kegiatan yang masih berjalan hingga kini di antaranya adalah:

Baca Juga: 12 Watak Wanita Berdasarkan Weton dalam Primbon Jawa, Minggu Pahing Terkenal Sensitif dan Mudah Tersinggung

Dari berbagai kegiatan tersebut, akhirnya pada tahun 2017 Tumpi Readhouse menjadi salah satu mitra program Perpuseru yang diinisiasi oleh Coca-cola Foundation.

Akhir tahun 2017, Tumpi Readhouse menerima penghargaan sebagai salah satu perpustakaan terbaik dari 595 perpustakaan mitra perpuseru di Indonesia.

(*)