Find Us On Social Media :

Umur 24 Tahun Sadisnya Minta Ampun, Ini Jejak Dosa KKB Papua Egianus Kogoya yang Habisi 46 Nyawa, Punya Puluhan Senjata Rampasan

Ilustrasi pimpinan KKB Papua Egianus Kogoya, pelaku pembakaran pesawat Susi Air

GridHot.ID - KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya dikenal sadis dan tak segan melakukan serangan brutal dengan membunuh warga sipil maupun aparat TNI-Polri. 

Pada Selasa (7/2/2023) lalu, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Usai melakukan pembakaran pesawat, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya diduga menyandera pilot Susi Air, Philips Marthen asal Selandia Baru.

Hingga kini keberadaan pilot Susi Air belum diketahui. Aparat TNI-Polri terus berupaya melakukan pencarian. 

Melansir dari Tribunnews.com, Egianus Kogoya merupakan pimpinan KKB Papua di Kabupaten Nduga. 

Ia tergolong muda sebagai pimpinan KKB Papua. Egianus Kogoya lahir pada tahun 1999, yang berarti saat ini masih berusia 24 tahun.

Egianus Kogoya sendiri adalah putra tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Solas Kogoya.

Sebelum mendirikan kelompok militer sendiri, Egianus Kogoya bergabung dengan Goliath Tabuni, pimpinan KKB Papua di Puncak Jaya.

Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani menyebutkan, catatan kejahatan Egianus Kogoya dimulai pada Desember 2017.

"Saat itu mereka menyerang pekerja jembatan di Distrik Yigi, ada 1 pekerja tewas dan 1 anggota TNI terluka," kata Faizal kepada Kompas.com, Sabtu (11/2/2023).

Sejak saat itu, Egianus Kogoya cukup sering melakukan aksi hingga saat ini.

Baca Juga: Ulah KKB Papua Disorot Media Asing, Egianus Kogoya Ternyata Jadi Pimpinan OPM yang Paling Berbahaya, Ini Daftar Kejahatannya

"Total ada 65 aksi kejahatan sejak Desember 2017 hingga awal 2023. Korbannya pun cukup banyak, total 46 orang tewas karena ulah mereka, 34 warga sipil dan 12 aparat keamanan," ungkap Faizal.

Faizal memperkirakan, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya memiliki cukup banyak senjata api hasil rampasan.

"Mereka sepertinya punya lebih dari 20 senjata api, termasuk minimi, steyer, hingga GLM," ungkapnya.

Daftar kejahatan menonjol yang dilakukan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya

1. 22 Juni 2018, penembakan pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam di lapangan terbang Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga.

Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak. Sementara kopilot Irene Nur Fadila mengalami luka tembak.

2. 25 Juni 2018, penembakan pesawat Twin Otter milik Trigana yang mengangkut logistik Pemilu. Akibatnya, pilot pesawat Kapt Ahmad Kamil terkena luka tembak di punggung.

3. 25 Juni 2018, kelompok Egianus Kogoya juga menyerang masyarakat sipil di Kota Kenyam, dan mengakibatkan tiga orang meninggal dalam peristiwa itu.

Ketiganya adalah yakni Hendrik Sattu Kolab (38) dan istrinya, Martha Palin (28) serta teman mereka, Zainal Abidin (20).

Sedangkan anak Hendrik yang berusia 6 tahun bernama Arjuna Kola mengalami luka parah di wajah.

Baca Juga: Kelaparan Jalan Kaki dari Paro, Kondisi Korban Intimidasi KKB Papua Memprihatinkan, Danrem 172/PWJ: Mereka 2 Hari di Hutan

4. 3-17 Oktober 2018, penyanderaan 15 orang guru dan tenaga kesehatan di Distrik Mapenduma. Kemudian melakukan pemerkosaan pada salah satu tenaga kesehatan.

5. 1-2 Desember 2018, penyanderaan terhadap puluhan karyawan PT. Istaka Karya yang bekerja untuk melakukan pembangunan jembatan jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi. Beberapa orang meninggal dunia.

6. 3 Desember 2018, kelompok ini mengejar karyawan yang melarikan diri menuju Distrik Mbua. Kemudian ketika mereka berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melakukan penyerangan. Akibatnya, 1 anggota TNI, Serda Handoko gugur dan 1 lagi luka-luka.

7. 4 Desember 2018, Egianus Kogoya menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Distrik Mbua. Saat itu, aparat penegak hukum dari TNI dan Polri, mendapat perlawanan dari KKB.

8. 4 Desember 2018, helikopter yang digunakan TNI ditembaki dan mengakibatkan 1 anggota terkena tembakan saat baku kontak di Puncak Kabo.

9. 5 Desember 2018, kelompok ini menembaki helikopter di Puncak Kabo, dan satu anggota Brimob atas nama Bharatu Wahyu terkena tembakan.

10. 7 Maret 2019, kelompok ini menyerang Sitrik Mugi dan mengakibatkan tiga anggota TNI gugur, yakni Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin dan Serda Siswanto Bayu.

11. 20 Maret 2019, kelompok ini terlibat kontak senjata dengan personel Brimob dan mengakibatkan tiga anggota Brimob tertembak, salah satunya gugur, yakni Bharada Aldi.

Korban mengalami luka tembak pada bahu kiri kanan. Sedangkan korban luka-luka adalah Ipda Arif Rahman, mengalami luka tembak pada bahu kiri tembus punggung dan Bharada Ravi Fitrah Kurniawan, terkena tembakan di dada kanan bawah ketiak sebanyak 2 kali.

12. 23 September 2019, Egianus Kogoya memimpin pasukannya mengadang rombongan TNI di Danau Haberna pada 23 Agustus 2019 lalu. Dalam peristiwa itu, 2 prajurit TNI gugur.

13. 26 Maret 2022, kontak senjata antara KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya dengan personel Marinir di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (26/3/2022) sore. Akibat kejadian tersebut, dua personel marinir gugur, satu kritis, dan tujuh luka-luka.

Para korban tewas dan luka dikarenakan pos yang mereka tempati ditembak menggunakan pelontar granat.

14. 7 Juni 2022, pesawat milik Sam Air yang mendarat di Bandar Udara Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua ditembak oleh kelompok Egianus Kogoya. Akibatnya, tangki dan ban depan pesawat rusak.

15. 16 Juli 2022, kelompok Egianus Kogoya membantai 12 masyarakat di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022) pagi.

Akibat kejadian tersebut, 10 korban tewas dan dua lainnya terluka. Salah satu korban tewas merupakan pendeta setempat.

Terbaru, kelompok Egianus Kogoya membakar Pesawat Susi Air di Paro, Nduga, Selasa (7/2/2023). Keberadaan pilot pesawat hingga kini belum diketahui.

Sedangkan 5 penumpang pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY telah berhasil diselamatkan.

Baca Juga: KKB Papua Hasut Warga, Egianus Kogoya Cs Sebar Hoax TNI Akan Bom Distrik Paro Karena Hal Ini, Danrem 172/PWY: Itu Tidak Benar!

(*)