Find Us On Social Media :

Sawah Isi Minyak Miliknya Langsung Dibayar Pertamina Rp1,1 Miliar, Masdi Senang Ada Proyek Dekat Rumah: Barangkali Anak Kita Bisa Kerja...

Masdi yang sawahnya dibeli Rp1,1 miliar oleh Pertamina

Gridhot.ID - PT Pertamina EP Regional Jawa dilaporkan baru saja mengidentifikasi dua lokasi baru yang mengandung minyak dan gas.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, dua lokasi tersebut diketahui berada di Jawa Barat.

Dua sumur tersebut adalah East Akasia Cinta (EAC)-001 di Wilayah Kerja PEPE Jatibarang Field, Kabupaten Indramayu, dan Sumur East Pondok Aren (EPN)-001 di wilayah kerja PEP Tambun Field, Kabupaten Bekasi.

Pengeboran disebutkan sudah dimulai sejak bulan Agustus 2023 lalu.

Berdasarkan hasil pengebiran tersebut, ditemukan adanya aliran minyak dan gas pada Drill Stem Test kedua.

Tingkat produksi minyak diprediksi mencapai 402 barel per hari dan tingkat produksi gas mencapai 1,09 juta kaki kubik per hari.

Mengetahui hal ini, Pertamina memilih langsung bergerak cepat untuk melakukan pendekatan ke para pemilik lahan.

Pertamina dibantu dengan kepala desa setempat berhasil membeli lima hekta lahan persawahan di Kampung Bulag Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bekas, Jawa Barat.

Ada 12 pemilik yang mendapatkan keuntungan material dari pembelian 5 hektar lahan persawahan tersebut.

Salah satunya adalah Masdi yang menjadi pemilik sebelumnya dari sawah tersebut.

Dikutip Gridhot dari WartaKota, Masdi (53), warga Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi salah satu warga yang mendapatkan ganti rugi usai lahannya dibeli Pertamina.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Pingsan hingga Tercebur ke Wajan Berisi Minyak Mendidih Saat Goreng Ayam, Pedagang Ini Meninggal Dunia

Lahanya dibeli Pertamina karena ditemukan cadangan minyak.

Masdi (53) mengungkapkan lahan sawah garapannya yang menjadi lokasi eksplorasi sumur minyak dibayar Rp230.000 per meter.

Total lahan sawahnya ada 5.000 meter, sehingga dia mendapatkan uang dari Pertamina Rp 1,1 miliar lebih.

"Pokoknya dibayar sekitar Rp230 ribu per meter dikali 5.000 meter, area jalan mahalan, cuma ini doang dikit," ucap Mahdi.

"Kalau daratnya sekitar Rp400 ribu kalau enggak salah, kalau pasaran sini paling juga Rp100 ribu sampai Rpp120 ribu per meter," imbuhnya.

"Tapi pinginnya waktu itu (warga) ada yang Rp500 ribu, ada yang pengen Rp300 ribu, kan musyawarah dulu," lanjut Mahdi.

Dia mengaku adanya proyek PT Pertamina ini tidak terganggu.

Justru dirinya dan warga lain berharap bisa meningkatkan perekonomi warga setempat.

"Kalau saya mah enggak keganggu, justru malah senang, barangkali nanti kalau saudara atau anak-anak kita bisa kerja di sini kalau perkembangannya bagus," ucapnya.

Meski demikian, Masdi mengakui jika proyek eksplorasi sumur minyak baru itu menimbulkan suara bising dan menyebabkan debu beterbangan akibat lalu lalang kendaraan.

"Kalau ngebul sih terutama pengurugan ya ada sih ngebul, tapi udah biasa, kalau berisik sih udah pasti," ujarnya.

Baca Juga: Anak Hamka yang Masih Hidup Sampai Harus Dimandikan 3 Kali Usai Tinggal Bersama 2 Mayat, Dokter: Dikasih Minyak Kayu Putih...

Menurut Masdi, penggarapan sumur minyak dan gas itu sudah mulai dilakukan sejak sekitar 10 bulan yang lalu.

Sebelumnya, lahan proyek tersebut merupakan lahan persawahan.

"Udah lama, ada 10 bulan semenjak pengurugan terus pengeboran sampai sekarang, sebelumnya sawah, memang kebetulan garapan saya itu kena pas lubang sumurnya, pas garapan saya tanaman padi," katanya.

Namun, sebelum dimulai penggarapan sumur minyak, lanjut Masdi, proses pencarian titik sumur minyak sudah memakan waktu puluhan tahun.

Pencarian sumber minyak baru itu dilakukan menggunakan bahan peledak.

"Udah hampir puluhan tahun, ada seperti dibom gitu dimasukin dinamit, dari saya masih garap udah didinamit, ditaruh dinamit, meledak, bergerak nih rumah-rumah, banyak yang pada retak, waktu 10 tahun yang lalu pengecekan bahwa di bawah ada minyak," katanya.

"Seberang sana juga ada banyak, bukan di sini doang, cuma kayaknya titiknya yang di sini kali," imbuhnya.

(*)