Find Us On Social Media :

15 Kali Cuci Darah Sebelum Meninggal, Terkuak Keinginan Terakhir Lukas Enembe, Sempat Surati Komnas HAM dan KPK untuk Hal Ini

Tim kuasa hukum saat melihat kondisi mantan Gubernur Papua Lukas Enembe di RSPAD Gaotot Soebroto, Jakarta.

Cuci darah itu selalu ditangani dokter yang didatangkan langsung dari Singapura.

Menurut Petrus, hal itu merupakan permintaan langsung dari Lukas.

Bahkan pada awalnya, Lukas sempat menolak untuk cuci darah di Indonesia.

Namun akhirnya dia luluh, cuci darah dilakukan di Indonesia, namun mendatangkan dokter dari Singapura.

"Beliau bisa menerima tindakan medis cuci darah itu setelah dokter dari Singapura datang. Beliau menolak sama sekali cuci darah di Indonesia. Dia maunya di Singapura," kata Petrus.

Sikap Lukas yang melunak itu lantaran omongan dokter dari Singapura kepadanya.

Saat itu, 3 dokter dan 2 perawat dari Singapura menangani cuci darah Lukas.

"Terakhir pernyataan dokter Singapura kira-kira begini: Maaf bapak kalau tidak cuci darah tidak akan panjang umur," ujarnya.

Selain itu, terungkap Lukas sempat menuliskan surat terakhir sebelum kesehatannya memburuk.

Adapun surat terakhir itu berisi tentang keinginannya.

Hal itu disampaikan oleh Koordinator Tim Penasihat Hukum Lukas Enembe yakni OC Kaligis.

Baca Juga: Terbukti Terima Suap, Makian Lukas Enembe Jadi Pemberat Vonis 8 Tahun Penjara, Kuasa Hukum: Ini Sebuah Kedzaliman