Find Us On Social Media :

Ngeluh Sakit Saat Buang Air Kecil, Begini Kondisi Bocah 5 Tahun yang Diduga Dicabuli Oknum Petugas Damkar Jaktim: Ayah Jahat Ma

Hasil visum S (5), bocah perempuan yang diduga dicabuli ayah kandungnya yang bekerja sebagai petugas damkar.

GridHot.ID - Seorang oknum petugas Damkar wilayah Jakarta Timur diduga melecehkan anaknya yang baru berusia lima tahun.

Kasus tersebut diungkap oleh ibu kandung korban sekaligus mantan istri sang Petugas Damkar, berinisial PA.

Begini kondisi terkini bocah berinisial S (5) yang diduga menjadi korban pencabulan ayah kandungnya.

Melansir tribunnews.com, SN, seorang petugas pemadam kebakaran (Damkar) Sektor Jakarta Timur diduga mencabuli anak kandungnya yang masih berusia 5 tahun berinisial S.

Bahkan, kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh SN ini viral di media sosial.

Perbuatan SN terungkap setelah korban mengeluh sakit di bagian kemaluan saat akan diganti popok oleh ibunya.

Ibu korban, PA kemudian melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke polisi.

"Betul kami menerima laporan polisi tanggal 6 Februari. Pelapornya dari PA."

"Peristiwa yang dilaporkan adalah pencabulan kepada anak di bawah umur," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (20/3/2024).

Dikatakan Ade, kasus ini tengah didalami dan diselidiki oleh penyidik dari Subdit Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Pihaknya juga telah memeriksa PA sebagai pelapor.

Baca Juga: Predator! Guru SD di Yogyakarta Lecehkan Siswanya Saat Jam Pelajaran, Ancam Para Korban Pakai Benda Mengerikan Ini

Kini, polisi tengah menjadwalkan pemanggilan terhadap SN.

"Ini (awal kasus terungkap) yang masih didalami ya. Laporan seperti itu, pencabulan terhadap anak."

"Pelapor sudah diperiksa, sudah dimintakan visum," jelas Ade.

Dilansir Wartakotalive.com, SN diketahui berstatus sebagai Penyedia Jasa Lainnya dan Perorangan (PJLP) Dinas Penanggulangan Kebakaran Sektor Ciracas.

"Dia itu bukan ASN, tetapi PJLP, dia tenaga honorer, tenaga PJLP," ujar Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan, Kamis (21/3/2024).

Jika nantinya SN terbukti bersalah, Satriadi mengatakan, pihaknya akan memutus kontrak dengan SN.

Untuk saat ini, pihaknya masih memegang prinsip asas praduga tak bersalah.

"Kita akan lihat perkembangannya seperti apa. Pada prinsipnya kita praduga tak bersalah pada prinsipnya kan sudah ranah polda," terangnya.

"Secara administrasi kami minta keterangan, dia juga bukan seorang ASN, hanya seorang PJLP. Bisa saja kapan pun kami putus kontrak," tambahnya.

Dilansir dari tribunjakarta.com, terkuak kondisi terkini bocah berinisial S (5) yang diduga menjadi korban pencabulan ayah kandungnya Septhedy Nitidisastra.

Septhedy Nitidisastra diketahui merupakan anggota Damkar Jakarta Timur.

Baca Juga: Beri Uang Tutup Mulut Rp 50 Ribu, Ini Tampang Guru MI di Bojonegoro yang Tega Cabuli Siswanya Saat Korban Sedang Tidur

Di media sosial Instagram, ibunda S, P menyebut sang putri keadaanya mulai membaik.

Menurut P awalnya, S menolak minum dan makan.

Bocah tersebut khawatir kesakitan saat buat air kecil.

Pasalnya alat vital S mengalami luka dan memerah.

"Untuk perkembangan S, Alhamdulillah agak sedikit membaik," ucap P dikutip TribunJakarta, pada Jumat (22/3/2024).

"Karena waktu kemarin S selalu kesakitan ketika buang air kecil sampai enggak mau minum karena takut pipisnya sakit, nafsu makannya juga sempet menurun," imbuhnya.

Namun meski begitu S masih terus mengingat dugaan pencabulan yang dilakukan Septhedy Nitidisastra.

"Memory otaknya juga selalu mengingat terus dan selalu mengucap 'Ayah jahat ya Ma sama S'," kata P.

Sejak dugaan kasus pencabulan yang dialami S terungkap, korban seringkali murung dan cenderung tidak banyak berkomunikasi dengan orang lain.

Kondisi ini jauh berbeda dengan anak-anak seusianya yang pada umumnya ceria hingga dapat bermain dengan riang.

"Suka murung, kemarin saya saja pas proses penyidikan di Polda dia (S) enggak mau ditanya-tanya," kata P.

Baca Juga: 'Lebih Rendah dari Binatang', Ketahuan Berkat Bibinya yang Kepo, Siswi SMP di Surabaya Ngaku Dicabuli Ayah, Kakak, dan Pamannya

Perubahan S menjadi sosok yang pemurung ini, kata P sudah terlihat sejak awal Februari 2024 atau bertepatan saat ibunya itu melaporkan kasus ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.

Bahkan saat awal kejadian, S selalu ketakutan bila berada dekat laki-laki termasuk dengan sang kakek yang merupakan orang terdekat di lingkungan tempat tinggal.

Kata PA, di lingkungan keluarga besarnya saja S hanya mau berada dekat dan berkomunikasi dengan adik laki-laki dari sang ibu.

Sementara bila bersama kerabat laki-laki lainnya, S selalu ketakutan.

"Bapak saya sempat video call sama S. Diajakin S ayo kita jalan-jalan, S mau beli apa. Bapak saya bilang begitu kan biar S ceria lagi. S bilang enggak mau, maunya sama mamah aja," ujar PA.

Sekadar informasi, sejak awal kejadian PA dan pihak keluarga memang diarahkan oleh pihak RS Polri Kramat Jati agar S menjalani serangkaian pendampingan psikologis untuk pemulihan trauma.

Pihak keluarga pun terus berupaya memberi dukungan moril terhadap S.

Menurut PA, kini kondisi korban sudah berangsur membaik.

Ia dapat berkomunikasi dengan laki-laki di lingkungan terdekat.

Meskipun komunikasi S dengan orang-orang di lingkungan terdekat masih belum pulih total, berbeda dengan sebelumnya di mana korban kerap bermain ke rumah kerabat terdekat secara intens.

"Biasanya anak saya mau datang ke rumah kakeknya sendirian, menemui omnya juga. Sekarang enggak mau, cuman kayak menyapa doang. Seperti halo kakek, enggak mau main ke rumahnya," tutur PA.(*)