Find Us On Social Media :

Prediksi Penyebab Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh Menurut Pakar Penerbangan Australia

Pakar penerbangan Australia mencoba menganalisis penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610

Jika disederhanakan, pitot-static system adalah instrumen yang peka akan tekanan.

Dalam dunia penerbangan, instrumen itu digunakan untuk menentukan kecepatan laju pesawat, ketinggian pesawat dan sebagainya.

Baca Juga : Co-Pilot Pesawat Lion Air JT 610 Teman SMAnya Dulu, Desta Turut Berduka Cita

Alat ini mengirim sinyal ke autopilot.

Contohnya pada saat kecelakaan maskapai Qantas rute Singapura-Perth di mana data dari tabung pitot "meminta" pesawat untuk menyelam.

"Dalam kecelakaan itu, tabung pitot meminta sistem autopilot untuk menyelam, maka menyelamlah pesawat itu," kata Thomas.

*Penerbangan Pesawat Lion Air JT 610*

1. JT 610 lepas landas dari landasan 25L Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.21 WIB

2. Pesawat hilang kontak pada pukul 06.33 WIB

3. Data dari FlightRadar24 dan FlightAware menunjukkan bahwa kecepatan dan ketinggian pesawat JT 610 tidak menentu (terlalu cepat, terlalu lambat, terlalu rendah, dan seterusnya)

Baca Juga : Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh, Inilah Jumlah dan Ketentuan Ganti Rugi yang Harus Diterima Korban Kecelakaan Pesawat

4. Setelah melewati ketinggian 2.100 kaki atau 640 meter, tiba-tiba data berubah menjadi 1.475 kaki atau 450 meter

5. Data ketinggian terus menerus berubah dari 1.371 meter sampai 1.630 meter

6. Angka itu terus menurun hingga pesawat hilang kontak

Perkiraan ini tentu masih belum terkonfirmasi dan harus menunggu investigasi lanjutan.

Dilansir dari Kompas.com, hingga saat ini badan pesawat Lion Air JT 610 belum ditemukan.

Namun, berbagai barang penumpang telah ditemukan, termasuk juga seragam pramugari Lion Air.

(*)