“Saya sungguh menyaksikan mukjizat Tuhan, saya masih hidup saat ini. Ketika mereka membantai teman-teman saya, saya hampir menyusul mereka. Beruntung, melalui warga setempat, Tuhan menyelamatkan saya,” kata Simon saat dihubungi lewat sambungan telepon.
Cerita ini bermula pada hari Sabtu (1/12/2018), saat Simon dan Joni Pariangan pergi ibadah Natal di gereja Protestan Nduga.
Tempat ibadah ini memang sering didatangin Simon karena lokasinya yang berada tak jauh dari camp tempat mereka tinggal.
Baca Juga : EKSKLUSIF: Sat 81, Pasukan Siluman Kopassus yang Diam-diam Diterjunkan untuk Buru KKB di Papua
Siapa sangka, kegiatan ibadah di hari Sabtu itu menyelamatkan Simon dari maut.
Saat Simon kembali ke camp, ia sudah mendapati kondinya berantakan, pakaian berhamburan hingga makanan berserakan di tanah.
Sebanyak 29 temannya juga sudah tidak ditemukan di camp.
Baca Juga : Duka Lara Dirasakan Oleh Jonathan Saat 4 Anggota Keluarganya Jadi Korban Pembantaian di Nduga Papua
Source | : | Kompas.com,GridHot.ID |
Penulis | : | Linda Rahmadanti |
Editor | : | Linda Rahmadanti |
Komentar