Kedua, pembentukan kaldera akibat letusan besar gunung api di laut.
Akibatnya, kesetimbangan volume air secara tiba-tiba.
Analoginya, seperti menekan gayung ke bak mandi kemudian membalikannya.
Seperti itulah pembentukan kaldera gunung api di laut.
"Mekanisme satu dan dua ini pernah terjadi pada letusan Krakatau, tepatnya 26-27 Agustus 1883. Tsunami tipe ini seperti tsunami pada umumnya didahului oleh turunnya muka laut sebelum gelombang tsunami yang tinggi masuk ke daratan," katanya.
Ketiga, material gunung api yang longsor bisa memicu perubahan volume air di sekitarnya.
Tsunami dengan tipe tersebut pernah terjadi di Gunung Unzen, Jepang tahun 1972.
Baca Juga : Seismometer Rusak Jadi Penyebab Tsunami Anyer Tak Terdeteksi
Korban tewas mencapai 15.000 jiwa karena kejadiannya bersamaan dengan gelombang pasang.
Keempat, aliran piroklastik atau yang sering dikenal dengan nama wedus gembel menuruni lereng dengan kecepatan tinggi saat letusan terjadi.
Wedus gembel bisa mendorong muka air jika gunung tersebut berada di atau dekat pantai.