Elektabilitas Prabowo - Sandi yang bertengger di angka 44,04 persen ini disebabkan oleh beberapa asumsi responden yang diantaranya alasan menginginkan perubahan, mampu memperbaiki ekonomi, mampu membawa Indonesia lebih baik, dan figur Prabowo-Sandi yang dipandang berkarakter tegas dan berwibawa.
Sementara figur Jokowi - Ma'ruf memperoleh elektabilitas sebesar 47,97 persen karena dianggap kerjanya terlihat, memberikan bantuan berupa materi terhadap warga, merakyat dan berpengalaman.
Menurut Syahruddin YS, selisih elektabilitas antara keduanya diangka 3,93 persen ini karena dampak penilaian masyarakat terhadap rendahnya kinerja Jokowi yang tidak sesuai dengan janji kampanye 2014.
Syahruddin YS menegaskan, hasil sangat ketat ini merupakan modal bagi Capres/Cawapres Prabowo - Sandi dan Jokowi - Maruf untuk bersaing lebih keras lagi dalam mencari simpati masyarakat dalam memenangkan pertarungan di 17 April 2019 mendatang.
Sementara itu, keunggulan elektabilitas di bawah 10 persen bagi incumbent menurut Syahruddin YS sangatlah riskan.
Hal itu karena waktu yang masih tersisa dua bulan kedepan merupakan peluang dan kesempatan emas pasangan Prabowo - Sandi dalam mengejar ketertinggalan.
Lebih lanjut, data survei Indomatrik juga mengungkap perolehan tingkat elektabilitas berdasarkan karakteristik jenis kelamin untuk kategori Perempuan dan Emak-emak di ajang Pilpres 2019 dikuasai pasangan Prabowo – Sandi.
Hal ini disimpulkan oleh Lembaga Survei Indomatrik setelah melakukan survei diseluruh Indonesia di 34 Provinsi secara proposional.
Source | : | Kompas.com,Wartakota |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar