Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Gridhot.ID - Paus seberat 10 ton ditemukan di semak belukar mulut sungai Amazon.
Paus bungkuk yang berukuran 36 kaki atau sekitar 10 meter itu diduga telah mati di laut dan hanyut terbawa arus.
Para ahli bingung, bagaimana mungkin binatang seberat 10 ton itu tergeletak di kawasan hutan sekitar 15 meter dari laut.
Dilansir dari Daily Mail, mamalia laut itu ditemukan Jumat lalu di tengah semak belukar pulau Marajo di lepas Pantai Araruna.
Tepatnya di mulut sungai Amazon.
Para ilmuwan meyakini jika paus itu mati di laut dan mungkin terseret gelombang laut hingga ia terlempar ke daratan yang jauh dari lautan.
Satu tim dari Semma telah pergi ke wilayah itu untuk memeriksa bangkai paus itu.
Selain itu, mereka juga akan mengumpulkan informasi yang dapat membantu menjelaskan bagaimana makhluk air itu bisa terdampar di hutan dalam keadaan mati.
Sebuah video yang beredar menunjukkan mamalia itu terhampar di hutan bakau berawa yang dikelilingi oleh pepohonan.
Paus itu ditemukan tanpa ada tanda-tanda cidera di tubuhnya.
Sebuah postingan Facebook LSM, Institut Bicho D'agua yang berbasis di Pulau Marajo mengatakan bahwa para ahli menduga paus itu terlempar ke pantai oleh gelombang tinggi.
Ahli biologi dari Institut Bicho D'agua telah dipanggil untuk mengumpulkan sampel forensik dan menentukan penyebab kematian paus tersebut.
Mereka percaya hewan besar itu sudah mati ketika terbawa arus gelombang besar.
Sementara itu, Renata Emin, ahli biologi menyebut jika kejadian ini tak biasa karena paus bungkuk biasanya tidak melakukan perjalanan ke utara.
"Kami percaya ini adalah anak paus yang mungkin telah bepergian dengan induknya dan mungkin tersesat atau terpisah selama siklus migrasi antara kedua benua" katanya.
Para peneliti mengatakan, karena tidak ada alasan jelas mengapa paus itu bisa meninggal, maka hanya otopsi yang dapat mengungkap penyebab kematian tersebut.
Lebih lanjut, Emin menambahkan:
"Kami mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang bisa kami dapatkan dan mengidentifikasi tanda dan luka di tubuhnya untuk melihat apakah ia tertangkap jaring atau tertabrak perahu".
Para ilmuwan juga berencana untuk membedah bangkai paus tersebut dan mengumpulkan sampel parasit yang ada di dalam tubuh paus tersebut untuk dikirim ke laboratorium. (*)
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Komentar