Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Para pelaku dan motif pengeboman sejumlah gereja dan hotel di Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019) semakin terkuak.
Penyelidikan dan investigasi terus dilakukan badan intelejen bersama Menteri Pertahanan Sri Lanka untuk ngengungkap kasus teror bom yang menewaskan ratusan jiwa ini.
Identitas para pelaku satu persatu pun mulai terkuak.
Baca Juga : Teror Bom Sri Lanka, Bentuk Balas Dendam Ekstrimis NJT Atas Peristiwa Penembakan di Selandia Baru
Dua orang pelaku pengebom di dua hotel yaitu Shangri-La dan Cinnamon Grand, yang berlokasi di ibu kota telah terungkap identitasnya.
Dilansir Gridhot.ID dari AFP, dua pelaku tersebut ternyata adalah kakak beradik putra dari pengusaha rempah-rempah ternama di Colombo.
Dari hasil invesigasi kedua pelaku tersebut berusia sekitar 20 tahun, namun nama kedua pelaku masih belum dipaparkan.
Baca Juga : Punya Wajah Mirip Prabowo, Seorang Bayi Bikin Heboh Warganet
Dalam aksinya, kedua pelaku disebut menjalankan "jaringan keluarga " mereka sendiri.
Meski demikian, belum jelas hubungan antara kedua pelaku kakak beradik itu dengan para pelaku teror pemboman lainnya yang terlibat dalam serangan yang menghancurkan tiga hotel mewah dan tiga gereja itu.
Informasi lain menyebut bahwa kedua kakak beradik itu merupakan anggota kunci dari organisasi ekstremis Islam, National Thowheeth Jamaath (NTJ), yang sebelumnya disebut pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas rangkaian serangan bom ini.
Diketahui juga, sebelumnya para pelaku disebut telah menginap di hotel yang menjadi sasaran serangan sehari sebelum insiden dan telah memberikan alamat mereka.
Baca Juga : Masa Lalunya Berbalut Kepedihan, Kini Zohri Diakui Sebagai Manusia Tercepat se-Asia Tenggara
Keesokan harinya, pada waktu yang hampir bersamaan, kedua pelaku mengantre sarapan prasmanan di restoran hotel, sebelum kemudian meledakkan diri di tengah tamu restoran.
Bom lain juga meledak di restoran di hotel Kingsbury, yang saling berdekatan dengan lokasi kedua hotel lainnya.
Sebelumnya sebuah rekaman CCTV telah merekam detik-detik ledakan bom yang terjadi di gereja St. Antonys yang terletak di Distrik Kochikade, Colombo.
Baca Juga : Saksikan Detik-Detik Ledakan Bom di Sri Lanka : Pengebom Sempat Pegang Kepala Cucu Saya Saat Masuk Gereja
Dalam rekaman CCTV tersebut, Salah satu pelaku bom bunuh diri yang meledakkan diri di gereja dan hotel di Sri Lanka pada hari Minggu Paskah telah teridentifikasi.
Dilansir oleh GridHot.ID dari ntd.com pada Selasa (23/4/2019), pelaku pengeboman itu bernama Insan Setiawan sebagaimana yang dilaporkan oleh New First.
Outlet Sri Lanka kemudian menamainya dalam artikel sebagai Insan Seelawan.
Polisi menambahkan, bahwa istri dan seorang saudara laki-laki Insan Setiawan ditemukan tewas dalam ledakan yang terjadi.
Baca Juga : Terkuak, Kelompok Ekstrimis di Balik Serangan Teror Bom Sri Lanka yang Menewaskan Ratusan Jiwa
Istrinya telah meledakkan bom sesaat setelah pasukan keamanan menyerbu rumahnya.
Kendati demikian, kedua anaknya yang pada saat itu berada di rumah masih bisa selamat dari ledakan bom yang dilakukan oleh ibunya tersebut.
Sama halnya dengan istri Insan Setiawan, saudara lelakinya juga meledakkan bom ketika pasukan keamanan mencoba menangkapnya.
Baca Juga : Minimalisir Kejahatan Seksual, Perusahaan Ojol di Indonesia Buat Sistem Jodohkan Penumpang dengan Driver.
Diketahui, tiga petugas polisi tewas dalam ledakan bersama dengan saudara lelaki Insan Setiawan.
Polisi kemudian menangkap seseorang yang diyakini sebagai ayah Insan Setiawan, anak di bawah umur, sejumlah perempuan, serta seorang tersangka yang memfilmkan penyelidikan polisi ke kediaman Insan Setiawan.
Secara keseluruhan, 24 orang telah ditangkap di seluruh negeri.
Menurut Telegraph, Ihsan Setiawan adalah salah satu dari dua pelaku pengeboman yang memicu ledakan di hotel.
Baca Juga : Kutuk Keras Aksi Teror Bom di Sri Lanka, MUI : Ini Jelas Perbuatan Tercela dan Tak Beradab
Pasukan keamanan menggerebek sebuah pabrik tembaga yang dimilikinya dan menangkap sembilan tersangka di sana.
Pihak berwenang mengatakan mereka percaya kelompok National Thowheed Jamath (NTJ) berada di balik serangan itu. Namun, Rajitha Senaratne selaku juru bicara kabinet mengatakan bahwa itu adalah "organisasi kecil" yang tidak dapat melakukan serangan tanpa "jaringan internasional". (*)