Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Cara Penetapan Tanggal 1 Ramadhan Menggunakan Metode Astronomis Modern

Siti Nur Qasanah - Jumat, 03 Mei 2019 | 15:36
Ilustrasi ramadhan
Weebnel via Kompas.com

Ilustrasi ramadhan

Meski begitu, Rukman juga menjelaskan ada setidaknya 5 hal yang perlu kita pahami untuk bisa menghitung data hilal.

Pertama, perlunya untuk tahu perihal waktu fase bulan baru atau juga dikenal sebagai fase konjungsi atau ijtima'.

Baca Juga : Diseret-seret Petugas Hingga Videonya Viral, Berikut Identitas 10 Napi yang Diperlakukan Tak Manusiawi di Nusakambangan

Kedua, hilal juga dipengaruhi oleh waktu terbenam matahari dan bulan di lokasi yang dihitung.

Ketiga, informasi astronomis hilal pada saat matahari terbenam (hingga saat bulan terbenam), seperti tinggi hilal, elongasi, umur bulan, lag, dan fraksi illuminasi bulan

"(Ketiga), informasi astronomis hilal pada saat matahari terbenam (hingga saat bulan terbenam). Informasi astronomis yang dimaksud adalah tinggi hilal, elongasi, umur bulan, lag, dan fraksi illuminasi bulan.

Baca Juga : Bupati Sri Wahyumi Ditangkap, Suaminya Langsung Kena Stroke dan Anak-anaknya Ngungsi ke Rumah Kontrakan

Keempat, perbandingan antara data yang dihitung tersebut dengan kriteria visibilitas hilal yang digunakan di Indonesia.

Kelima, menurut Rukman, jika rukyat akan dilaksanakan maka data Hilal tersebut berfungsi sebagai panduan bagi pengamat.

Jelang awal puasa 2019 di Ramadhan 1440 H
Pixabay

Jelang awal puasa 2019 di Ramadhan 1440 H

"Sebagai contoh hal ini adalah pada penentuan awal Ramadhan nanti, data hilalnya akan memenuhi ketiga kriteria (visibilitas hilal) di atas. Karena itu, secara perhitungan puasa Ramadhan 1440 H akan bersamaan pada 6 Mei 2019," ungkapnya.

Hal ini juga mengacu pada prakiraan hilal saat matahari terbenam pada 5 Mei 2019 mendatang.

Source :Kompas.com Tribunews

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x