Prakiraan ini, kata Rukman, merupakan data hasil perhitungan atau hisab dengan menggunakan metode astronomis modern.
Menurut data yang dipublikasikan oleh BMKG, informasi hilal saat Matahari terbenam, pada hari Ahad, tanggal 5 Mei 2019 M sebagai penentu awal bulan Ramadhan 1440 H.
"Pada intinya, data hilal itu dihitung pada saat matahari terbenam, karena nantinya diperlukan pada saat rukyat dilaksanakan," kata Rukman.
Baca Juga : Hormati Keinginan Mendiang Istri, Keluarga Ini Rela Lakukan Sesi Foto Bersama 'Arwah'
"Saat ini, BMKG juga melakukan pengamatan/rukyat hilal yang tersebar di seluruh Indonesia. BMKG melakukan rukyat Hilal setiap bulan, bukan hanya saat ramadhan, Syawal atau Dzulhijjah saja," imbuhnya.
Lokasi rukyat atau pengamatan hilal Tim BMKG saat ini ada 30 lokasi. 26 di antaranya, bahkan akan melakukan live streaming. Rukman menyebut hal ini dilakukan agar masyarakat luas bisa mengetahui proses rukyat hilal.
Dengan kata lain, perhitungan astronomis atau hisab merupakan data awal untuk menentukan awal Ramadhan. Namun, perhitungan tersebut perlu dibuktikan dengan pengamatan atau rukyat.
Sementara itu,melansir dari Tribunnews, berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Muhammadiyah, 1 Ramadhan akan jatuh pada Senin (6/5/2019).
Baca Juga : Hisahito, Bocah Ingusan yang Sudah Didapuk Sebagai Penerus Takhta Kekaisaran Jepang
Dikutip dari Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 01/MLM/I.0/E/2019 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1440 Hijriah, ijtimak jelang Ramadhan 1440 terjadi pada Minggu (5/5/2019) pukul 05.48.25 WIB.
Sementara itu, tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta menunjukkan hilal sudah wujud. Melalui maklumat tersebut, Muhammadiyah juga telah menetapkan 1 syawal atau Hari Raya Idul Fitri.