“Gundul kemudian hilang begitu saja pada 1930-an dan 1940-an. Dan inilah saatnya tuyul memulai kariernya," tambahnya.
Baca Juga : Usai Ciduk Dua Terduga Teroris di Bekasi, Densus 88 Kembali Dapati Bom Pipa Saat Gerebek Sebuah Konter HP
Setan gundul yang dimaksud Andi Arief merupakan istilah politik yang pernah muncul pada masa akhir Orde Baru.
Menurut Agus R. Sardjono, disebutnya setan gundul membuat prestise hantu menjadi naik.
“Kata ini digunakan untuk pihak-pihak yang membakar atau menimbulkan huru-hara, baik dalam demonstrasi maupun kerusuhan biasa,” tulis Agus dalam Bahasa dan Bonafiditas Hantu.
Istilah setan gundul pertama kali disampaikan oleh Presiden Soeharto.
Menurut laporan Peristiwa 27 Juli yang diterbitkan Institut Studi Arus Informasi (1997), pada mulanya adalah pernyataan Presiden Soeharto ketika menerima pengurus DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dua hari menjelang Peristiwa 27 Juli 1996 (Kudatuli).
Kepada Soerjadi, Ketua Umum DPP PDI dan kawan-kawannya, Soeharto mengatakan agar mewaspadai setan-setan gundul yang ikut bermain dalam kemelut PDI.
Memang pernyataannya tidak menyebut secara eksplisit siapa yang dimaksud setan gundul itu.
Baca Juga : Hamil Tua dan Sempat Akan Ditusuk Perutnya, Wanita Asal Kalsel Ini Berhasil Usir Perampok dari Rumahnya