Kemudian, Mazin dan Parmita menciptakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan keuangan keluarga sambil memberikan anak-anak mereka pendidikan yang layak.
Parmita berkata bahwa dia dan rekannya ingin memulai sekolah gratis untuk semua, tetapi kemudian mereka menemukan ide itu setelah menyadari adanya masalah sosial dan ekologi yang lebih besar di daerah itu.
Parmita ingat bagaimana awalnya ruang kelas mereka dipenuhi dengan asap beracun setiap kali ada orang di sekitar mereka yang membakar plastik.
Baca Juga : Tak Hanya Mengusir Kantuk, Tidur Siang Saat Puasa Ternyata Banyak Manfaatnya untuk Kesehatan
Di sana ada kebiasaan untuk membakar plastik agar tetap hangat.
Untuk itu, Mazin dan Parmita ingin mengubahnya dan mulai mendorong siswa mereka untuk membawa sampah plastik mereka untuk biaya sekolah.
Akshar adalah sekolah kecil yang dimulai dengan 20 siswa, namun sekarang sudah memiliki hampir 100 siswa yang berusia antara 4 dan 15 tahun.
Para generasi muda itu diajar betapa pentingnya pendidikan, kelestarian lingkungan dan memberikan timbal balik pada komunitas mereka dengan membuat mereka sepenuhnya terlibat dalam kegiatan sekolah yang berbeda.
Parmita membagikan cerita bahwa sekolah mereka bukanlah sekolah biasa yang terlihat sejak orang masuk ke sana.