Banyak dari mahasiswa menerima kesepakatan penjualan dengan nilai tersebut agar bisa membeli ponsel baru.
Rupanya transaksi dilakukan melalui seorang agen, sebelumnya pasangan suami istri dan mahasiswi telah bertemu langsung.
Sementara rumah sakit diduga membantu menyuntikkan hormon kepada donor itu selama 10 hari untuk menstimulasi produksi telur lebih cepat dari biasanya.
Laporan penyelidikan menyebut prosedur tersebut menimbulkan risiko tinggi, seperti masalah pernapasan, kembung, dan penggumpalan pembuluh darah.
Sejauh ini belum ada laporan penangkapan terkait kasus tersebut.
Namun, pada 2016 dua agen telah dipenjara lantaran mengumpulkan sel telur dari seorang perempuan di Guangzhou.
Dua agen dipenjara selama 1 tahun 10 bulan karena mempraktikkan pengobatan tanpa lisensi.
(*)
Source | : | South China Morning Post |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar