"Kita lakukan penangkapan tokoh-tokoh yang ekstreme, yang nyata nyata melanggar hukum, ada, supaya tahu bahwa negeri ini ada hukumnya enggak sebebas-bebasnya.
Demokrasi iya, tapi bebas sebebas-bebasnya tidak ada," ujar Wiranto.
Dengan langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah itu, ia meyakini pengumuman pemenang pilpres oleh KPU akan berlangsung damai.
Ia juga optimistis bahwa mayoritas masyarakat tidak akan melajukan aksi-aksi inkonstitusional. "Kalau masyarakat sudah taat hukum ya kami santai santai saja. Tapi masalahnya kan ada sebagian masyarakat yang nyata nyata melanggar hukum, itu kami tindak," ujarnya.
Sebelumnya, Prabowo menyatakan penolakan terhadap perhitungan resmi yang dilakukan oleh KPU karena dinilai penuh kecurangan.
Sebaliknya, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi mengklaim mereka memenangi Pilpres 2019 dengan perolehan suara 54,24 persen dan Jokowi-Maruf Amin 44,14 persen.
Meski mengklaim ada kecurangan, namun kubu Prabowo mengaku tidak akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.
Sejumlah elite di kubu Prabowo justru menyuarakan gerakan massa atau people power.(*)