"Kamiprofilingternyata memakai akun Putra Kurniawan, guru SD honorer. Pada Sabtu, 18 Mei lalu kami menangkap di tempat kerjanya di sekolah dasar," ucapnya.
Sementara itu, dikutip dari Tribun Jatim Pelaku bernama Hairil Anwar (35) warga Morsongai, Panaan, Pamekasan. Hairil disebut menulis ujaran kebencian yang menghina Presiden Jokowi dan lembaga negara melalui status Facebook (FB).
Ia dikenal berprofesi sebagai guru honorer di sebuah sekolah dasar di Pamekasan.
Pelaku memproduksi konten informasi melalui status FB bernada kebencian dan SARA menggunakan akun nama samaran, bernama Putra Kurniawan.
Akun tersebut terhitung telah memproduksi sekitar lima konten status bernada SARA.
Baca Juga: Siap Hadapi Kemungkinan Buruk Politik Indonesia Pasca 22 Mei, Jokowi Panggil Dua Mantan Petinggi TNI
Semua isi konten status tersebut berisikan ejekan dan penghinaan terhadap tokoh negara.
Meliputi dari Presiden Jokowi, Menkopolhukam, Institusi Polri, dan salah satu kubu politik dalam pemilu 2019.
Chairil Anwar yang mengenakan baju batik berwarna merah dengan tangan terborgol itu hanya diam saat ditanyai awakmedia perihal motifnya.
Pria berambut tipis nyaris plontos itu mengaku sengaja menulis konten tersebut karena tersulut atmosfer politik selama pemilu 2019 yang cenderung memanas.