Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Kisah para pedadgang yang dagangannya ludes karena dijarah oleh massa kerusuhan 21 dan 22 Mei menjadi sorotan masyarakat.
Kisah memilukan itu keluar dari beberapa mulut para pedagang yang saat ditemui wartawan sedang meratapi nasib usahanya saat ditemui wartawan Kompas.com.
Beberapa pedagang itu antara lain Rajab dan Usma seorang pemilik warung rokok dan minuman yang dagangannya ludes dijarah massa.
Baca Juga: Cerita Pilu Para Pedagang yang Dijarah Massa 22 Mei, Dagangan Ludes Tak Bersisa
Sedangkan Suhama dan Ismail, pedangan mi ayam yang warungnya ikut terbakar karena terkena imbas massa yang menghanguskan pos polisi di deka warungnya.
Kini, mereka hanya bisa mengikhlaskan barang dagangan mereka yang dijarah oleh massa dan berpikir keras untuk mencari modal untuk memulai usaha kembali.
Namun dibalik kisah-kisah pilu pedagang tersebut, ada sebuah kisah yang justru kebalikan dengan situasi yang dialami para korban penjarahan itu.
Masih seputar kisah seorang pedagang yang mengais rezeki diantara mencekamnya aksi kerusuhan massa 22 Mei.
Aksi anarkis massa yang banyakmemicu keresahan bagi para pedagang dan juga warga untuk mendekati lokasi sekitar kerusuhan, tak berlaku untuk seorang pedagang sepatu ini.
Demi mengais rezeki, pedagang sepatu ini dengan tenang menggelar lapaknya di tengah aksi kerusuhan yang sedang terjadi.
Ia pun tak jarang memanggil orang yang sedang berada di lokasi kerusuhan untuk menawarkan dagangannya.
Seorang pria pedagang sepatu ini pun mendadak viral di media sosial karena aksi nekatnya tersebut.
Momen tersebut diviralkan oleh David Lipson, seorang jurnalis asal ABC Australia yang bertugas meliput aksi kerusuhan 22 Mei.
Ia pun mengunggah momen tersebut melalui akun Twitter pribadinya.
Dilansir Gridhot.ID dari akun Twitter @davidlipson (23/5/2019), ia mengunggah foto pria pedagang sepatu itu sedang duduk di atas trotoar menggelar lapaknya.
"This legend was trying to sell me a pair of shoes in the middle of a riot. 'Mister! Only 100 thousand' #JakartaRiots."
"Legenda ini mencoba untuk menjual sepasang sepatu di tengah aksi kerusuhan. 'Pak! Cuma Rp 100 ribuan' #JakartaKerusuhan," tulis David dalam akun Twitternya.
Momen itu tertangkap oleh David ketika tiba tiba dirinya yang sedang meliput aksi ricuh massa tiba tiba ditawari sepatu oleh pria tersebut.
"Pak, Cuma Rp 100 ribuan," kata pedagang tersebut sembari menawarkan sepatu pada David.
David pun tercengang dengan pria pedagang sepatu tersebut.
Di saat massa lain sedang sibuk bersiaga siap melakukan serangan, si pedagang tetap tenang duduk di atas trotoar sembari menawarkan sepatu yang ia jual.
Tak ada wajah khawatir ataupun ketakutan tersirat di wajah penjual ini.
Ia tetap berusaha mengais rezeki di tengah massa aksi kerusuhan 22 Mei.
Aksi si pedagang sepatu yang berdagang di tengah aksi kerusuhan ini pun mencuri perhatian warganet pengguna Twitter.
Banyak warganet yang salut dengan keberanian sang pedagang demi mendapatkan rezeki.
Baca Juga: Lembaga Pers Tuntut Pertanggungjawaban Untuk Jurnalis yang Jadi Korban Aksi 22 Mei
"Epic... Great salesman is the one who can sell anything, anytime, anywhere.( Pedagang yang baik adalah pedagang yang mampu berjualan apa saja, dimana saja dan kapan saja," tulis akun Twitter @AgrPro.
"Mau ada dajjal ngamuk juga ga ada urusan, yang penting dagangan laris hahaha," tulis akun Twitter @adityaafrhnn.
"This is Indonesia (Inilah Indonesia), mau ada terror bom atau kerusuhan.. kami tidak takut.. yang penting cari duit," komentar akun Twitter @kasengsem.
Baca Juga: Misteri Penemuan Amplop dalam Saku Demonstran, Polisi Menduga Aksi 22 Mei Dipicu oleh Massa Bayaran
Sebelumnya, di sela-sela pembubaran massa aksi oleh Petugas Kepolisian, seseorang yang diduga sebagai penjual kopi keliling masih terlihat tetap setia menjajakan dagangannya.
Dilansir GridHot.ID dari Tayangan Kompas TV Live via akun Twitter @UncleDimas, penjual kopi keliling tersebut dengan telaten mengayuh sepedanya melewati para Petugas Kepolisian.
Meskipun situasi di depan Kantor Banwaslu jauh dari kata kondusif, kiranya tidak membuat penjual kopi itu bergeming.
Keberanian penjual kopi itu pun lantas menuai pujian dari warganet.(*)