Gridhot.ID - Sebagai negara monarki tertua di dunia, Inggris sudah barang tentu pernah dipimpin baik Raja maupun Ratu yang beraneka ragam kepribadiannya.
Di zaman dahulu, keluarga kerajaan Inggris memiliki kekhawatiran berlebihan lantaran garis keturunan pewaris tahta kerajaan tidak boleh bocor keluar.
Jadi pada zaman dulu keluarga kerajaan tidak boleh menikah dengan rakyat jelata.
Solusinya sedikit aneh, anggota keluarga kerajaan Inggris sengaja dinikahkan dengan pernikahan sedarah.
Hasilnya bisa ditebak, banyak keturunan kerajaan yang mengalami kelainan genetik.
Salah satunya yang mengalami kelainan genetik ialah Raja George III.
Mengutip Ranker, George III lahir pada 4 Juni 1738 dan meninggal pada 29 Januari 1820.
Semasa hidupnya, George III memimpin Inggris yang banyak melalui pertempuran di negeri Koloninya.
Baca Juga: Viral Video Pemukulan yang Dilakukan Oleh Anggota Brimob, Polri Benarkan Hal Tersebut
Contoh saja pada tahun 1775-1783 dimana ia dan tentaranya harus menghadapai Revolusi Amerika pimpinan George Washington.
Mirisnya, Inggris kalah dalam perang Revolusi Amerika itu.
Akibatnya psikis George III menjadi terganggu, ia terkena gangguan jiwa.
Dia diyakini menderita porfiria, penyakit yang membuat urin pasien berwarna ungu kebiruan dan menyebabkan serangan kegilaan.
Baca Juga: Viral Video Pemukulan yang Dilakukan Oleh Anggota Brimob, Polri Benarkan Hal Tersebut
Saking stresnya, George III sering kabur dari tugas negara dan mengasingkan diri ke Istana Kew.
Semenjak itu ia sering mengoceh dan berkhayal yang tidak-tidak.
Dirinya juga terkena Bipolar dimana emosinya tak stabil yang menyebabkan George III harus diikat dengan baju pengekang.
Seakan sebagai Raja tak berkuasa, George III akhirnya menghabiskan sisa hidupnya di tempat pengasingan.
Sebelum meninggal pun ia sempat kehilangan penglihatan dan pendengarannya. (Seto Aji/Gridhot.ID)