Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Penetapan hari besar Islam pada umumnya menggunakan patokan penanggalan Lunar atau Qomariyah.
Sistem kalender tersebut menggunakan bulan sebagai dasar perhitungan astronomi dan dituangkan dalam kalender Hijriyah.
Pergantian hari dalam sistem kalender Lunar menggunakan petang atau batas perpindahan sore ke malam sebagai titik mula pergantian hari.
Berbeda dengan penanggalan Masehi yang menggunakan sistem Gregorian dengan menetapkan pergantian hari dimulai pada pukul 00.00 WIB.
Pun demikian dengan penetapan Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal 1440 H.
Sidang Isbat atau penentuan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriyah digelar pada Senin (3/6/2019) petang sebelum waktu Shalat Maghrib berlangsung di kantor Kementerian Agama di Jakarta Pusat.
Dikutip dari Antara, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memimpin sidang yang diikuti para ulama, tokoh organisasi kemasyarakatan Islam, pakar astronomi, delegasi negara sahabat dan unsur terkait lainnya.
Kegiatan sidang isbat itu diawali paparan secara terbuka mengenai posisi bulan sabit baru (hilal) berdasarkan data astronomi (falak) oleh pakar astronomi.
Kegiatan dilanjutkan dengan shalat Maghrib kemudian dilakukan sidang tertutup.
Setelah itu, hasil sidang isbat diumumkan dalam jumpa pers.
Dikutip dari Kompas TV, 1 Syawal 1440 H, jatuh pada tanggal 5 Juni 2019
"Kita baru saja selesai melaksanakan sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1440 Hijriyah," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin.
"Dari seluruh wilayah tanah air, posisi Hilal berada di bawah ufuk," lanjutnya.
Tidak satupun petugas kita yang bisa melihat Hilal," ujarnya.
"1 Syawal 1440 H, jatuh pada hari Rabu 5 Juni 2019," sambungnya.
Sebelumnya, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Agus Salim mengatakan Kemenag menyebar para pemantau hilal di 105 titik di seluruh Indonesia.
Adapun Kemenag dalam menetapkan jatuhnya Lebaran memadukan dua metode yaitu melalui perhitungan astronomi (hisab) untuk menentukan posisi pasti hilal.
Baca Juga: Permohonannya Dicuekin Pemerintah, Pria 45 Tahun Ini Putuskan Bangun Sendiri Jalan Desanya
Kemudian didapatkan prakiraan letak bulan baru dan dikonfirmasi dengan melihat hilal secara langsung (rukyat).
Pakar astronomi dari Tim Falakiyah Kementerian Agama Cecep Nurwendaya menegaskan bahwa tidak ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal awal Syawal 1440H bisa teramati di seluruh wilayah Indonesia pada hari Senin (03/06/2019) ini.
Dikutip dari situs resmi Kemenag, hal ini disampaikan Cecep saat memaparkan data posisi hilal menjelang awal bulan Syawal 1440H/2019M pada Sidang Isbat Awal Syawal 1440H, di Jakarta.
“Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif. Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari,” terang Cecep, Senin (03/06/209) seperti dikutip.
Baca Juga: Jokowi Bakal Pindahkan Ibu Kota Indonesia ke Luar Jawa, Siap Siap Bedhol Pemerintahan
Hadir dalam pemaparan sidang isbat, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MUI, dan Ketua Komisi VIII Ali Taher.
Hadir juga dalam kesempatan ini para duta besar negara sahabat, pimpinan ormas termasuk NU dan Muhammadiyah, pakar astronomi dari LAPAN dan Planetarium Boscha, serta para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama.(*)