"Nasi dengan kecap saja saya mau," kata Soekarno.
Lagi-lagi pelayan menjawab, "Nasinya tidak ada."
Soekarno yang mendapati jawaban seperti itu lantas pergi ke Istana Bogor untuk mendapatkan sarapan disana.
Baca Juga: Dul Jaelani Ingin Punya Adik, Al Ghazali: Bunda Bilangnya Enggak Mau Hamil
Dalam buku tersebut juga dijelaskan jika Soekarno tidak mau melawan kesewenang-wenangan yang menimpanya.
Menurut Maulwi Saelan yang merupakan mantan kepala protokol pengamanan presiden Soekarno menyebut jika Sang Putra Fajar itu rela hancur lebur asalkan Indonesia tetap utuh.
"Biarlah aku yang hancur asal bangsaku tetap bersatu," kata Bung Karno.
Di waktu lain Saelan memberikan kesaksiannya saat ia menjemput dan mengantar Mayjen Soeharto bertemu dengan Soekarno di Istana secara empat mata.
Usai pertemuan itu Bung Karno berbicara kepadanya.
”Saelan, biarlah nanti sejarah yang mencatat, Soekarno apa Soeharto yang benar.”
Maulwi Saelan sendiri tidak pernah paham maksud sebenarnya kalimat itu.