Menyikapi hal ini, TNI AL mulai berbenah diri, armada laut diperkuat.
Sadar bahwa diplomasi tidak bisa hanya dengan mulut, maka Indonesia membeli Rudal anti kapal dari Rusia P-800 Oniks 'Yakhont' yang didatangkan pada tahun 2010.
Rudal maut ini bukan senjata sembarangan.
Diketahui hanya Vietnam, India, Suriah dan Indonesia yang memilikinya.
Jangkauan Yakhont pun sangat jauh, yaitu bisa terbang menghantam target sejauh 300 km dari tempatnya diluncurkan.
Rudal ini bersifat fire & forget, yakni jika sudah ditembakkan rudal akan mencari sasarannya sendiri dan kapal bisa langsung cabut dari lokasi.
Kecepatan rudal ini pun supersonik (2 mach) 2 kali lebih cepat dari suara.
Uji coba rudal ini pun pernah dilakukan oleh TNI AL pada Oktober 2012 yang lalu.
Yakhont sukses diluncurkan dari KRI Oswald Siahaan dan menghantam target Eks KRI LST Teluk Berau yang telah dipensiunkan sampai tenggelam.
Terbukti dengan hadirnya Yakhont di inventori senjata, TNI AL mampu membuat panik dan keder Malaysia.
Tercatat pelanggaran batas wilayah laut di Ambalat turun drastis akibat penguatan Armada TNI AL termasuk datangnya Yakhont.
Sekarang perkuatan seluruh Matra TNI sedang berjalan melalui program Minimum Essensial Force (MEF) yang sudah menginjak tahap kedua menuju tahap ketiga.