Gridhot.ID - Semenjak dipimpin oleh presiden Rodrigo Duterte, Filipina mulai melakukan pembenahan di struktur pemerintahannya.
Berbagai pembenahan seperti aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan dalam negeri mulai digalakkan.
Nyatanya, Duterte sendiri bukan sosok pemimpin 'yes man' yang suka berpangku tangan dalam menyikapi sebuah masalah.
Contoh paling kentara ialah pemberantasan kartel narkoba di Filipina.
Baca Juga: Dibalik Indahnya Citra Satelit Gemerlap Pulau Jawa, Ternyata Malah Merugikan Para Astronom
Mengutip Kompas.com, Selasa (9/7/2019) Amnesty International menyebut Duterte seorang pembunuh besar.
Bagaimana tidak hal ini lantaran dirinya menerapkan agar aparat berwajib langsung menembak mati ditempat bagi siapa pun yang terlibat jaringan narkoba di negaranya. Termasuk pecandu.
Duterte memerintahkan pembasmian tersebut karena menilai kartel narkoba yang beredar di Filipina sudah kronis.
Amnesty International menyebut ada skenario tersendiri bagi aparat keamanan Filipina dalam membasmi penyakitan di negaranya.
Baca Juga: Super Tajir, Raja Salman Arab Saudi Bagi-bagi 1.000 Undangan Pergi Haji Gratis Tahun Ini
Awalnya mereka diculik dan dibawa ke suatu tempat sebelum ditembak mati.
Aparat kemudian merusak TKP atau merekayasa barang bukti.