"Saya lalu kabur saat itu juga dan bersembunyi di semak-semak. Ketika keadaan nampak aman dan saya kembali, sudah ada mayat yang terpotong-potong di desa itu," tambahnya.
Jasad para korban menjadi sangat sulit dikenali gara-gara para pelaku memutilasinya menjadi beberapa potongan.
Meski begitu, Phimua tetap mengenali beberapa diantaranya.
Dirinya beserta warga desa lain kini sedang meninggalkan tempat tersebut karena takut akan serangan susulan.
Baca Juga: Pipinya yang Kini Bolong Jadi Pusat Perhatian, Rosa Meldianti: Aku Sulam!
Berdasarkan keterangan Phimua, serangan ini terjadi dari para suku yang dianggap musuh.
Pertempuran antar suku ini juga disebutnya sudah terjadi cukup lama.
Berdasarkan laporan dari pihak berwenang setempat, sudah ada 24 warga yang menjadi korban pembantaian.
Baca Juga: Tak Hanya Lama Menunggu, Jamaah Haji Juga Akan Dikenakan Sistem Zonasi
Petugas kepolisian bahkan menyampaikan kalau ini merupakan serangan diam-diam dan para 'musuh' tak pernah terlihat bergerilya.
Perdana Menteri Papua Nugini mengatakan kalau insiden ini menjadi hari terburuk di hidupnya.