Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Perang suku yang sedang terjadi di Papua Nugini makin tak terkendali.
Beredar foto terkait para korban dari pembataian masal yang terjadi gara-gara perang suku di Papua Nugini.
Parahnya, justru anak-anak dan wanita hamil yang jadi korban pembantaian tersebut.
Baca Juga: Ngeri, Pemandangan Mayat Wanita dan Anak-anak Korban Pembantaian Etnis di Papua Nugini
Dikutip dari The Sun dan ABC, dilaporkan ada delapan orang yang menjadi korban.
Mereka semua terdiri dari anak-anak dan dua ibu hamil yang jasadnya sudah disebut sudah tak berbentuk.
Pembantaian masal ini terjadi di desa Karida, provinsi Hela.
Baca Juga: Batal Naik Pelaminan, Ridho Rhoma Akan Kembali Dijebloskan ke Penjara Usai Salat Jumat Minggu Ini
Petugas medis setempat, Philip Pimua mengatakan serangan tersebut terjadi di pagi hari.
"Saya bangun pagi dan akan memasak, lalu tiba-tiba ada suara tembakan. Saya juga melihat beberapa rumah sudah terbakar," ungkap Phimua.
"Saya lalu kabur saat itu juga dan bersembunyi di semak-semak. Ketika keadaan nampak aman dan saya kembali, sudah ada mayat yang terpotong-potong di desa itu," tambahnya.
Jasad para korban menjadi sangat sulit dikenali gara-gara para pelaku memutilasinya menjadi beberapa potongan.
Meski begitu, Phimua tetap mengenali beberapa diantaranya.
Dirinya beserta warga desa lain kini sedang meninggalkan tempat tersebut karena takut akan serangan susulan.
Baca Juga: Pipinya yang Kini Bolong Jadi Pusat Perhatian, Rosa Meldianti: Aku Sulam!
Berdasarkan keterangan Phimua, serangan ini terjadi dari para suku yang dianggap musuh.
Pertempuran antar suku ini juga disebutnya sudah terjadi cukup lama.
Berdasarkan laporan dari pihak berwenang setempat, sudah ada 24 warga yang menjadi korban pembantaian.
Baca Juga: Tak Hanya Lama Menunggu, Jamaah Haji Juga Akan Dikenakan Sistem Zonasi
Petugas kepolisian bahkan menyampaikan kalau ini merupakan serangan diam-diam dan para 'musuh' tak pernah terlihat bergerilya.
Perdana Menteri Papua Nugini mengatakan kalau insiden ini menjadi hari terburuk di hidupnya.
"Banyak anak dan ibu tak bersalah terbunuh di Munima dan Karida," tulis Marape di Facebooknya.
Perang antar suku memang lumrah terjadi di Papua Nugini.
Para penduduk biasanya akan membalaskan dendam saudaranya.
Menurut sang Perdana Menteri, para penyerang nantinya jika tertangkap sangat mungkin untuk dihukum mati.
(*)