Sebagaimana yang diwartakan Kompas.com dan Psycology Today, megalomania merupakan sebuah penyakit mental.
Orang dengan penyakit mental megalomania memiliki fantasi khayalan bahwa mereka lebih relevan (penting) atau kuat daripada yang sebenarnya.
Mereka pun begitu menjunjung tinggi harga diri serta melebih-lebihkan kekuatan dan kepercayaan mereka.
Kini kata "megalomania" tidak lagi digunakan dalam bidang kesehatan mental, dan tidak disebutkan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) atau International Classification of Diseases (ICD).
Baca Juga: Kini Sama-sama Mendekam di Penjara, Rey Utami Dulu Sempat Ngaku Nikahi Pablo Benua Karena Harta
Megalomania sekarang disebut sebagai gangguan kepribadian narsistik, gangguan kepribadian di mana seseorang menganggap dirinya sangatlah penting dan memiliki kebutuhan untuk sangat dikagumi.
Orang dengan kepribadian narsistik tidak hanya ekstra percaya diri, namun juga tidak menghargai perasaan atau ide-ide dan mengabaikan kebutuhan orang lain.
Sebutan itu muncul dari nama Dewa Yunani Narcissus. Konon, dia yang sangat jatuh cinta pada wajahnya, jatuh ke kolam saat sedang berkaca di permukaan air
Ciri utama gangguan kepribadian narsistik adalah sikap kebesarannya, kurang empati pada orang lain, dan selalu butuh pujian. Sekitar 50-75 persen orang dengan gangguan ini adalah laki-laki.
Beberapa ciri orang dengan gangguan kepribadian narsistik: