Hening juga mengatakan bahwa situasi berkompetisi dengan cepat dan mangeksplorasi potensi diri sebetulnya memicu tingkat stres lebih tinggi.
"Dari sisi non-psikologis, yakni dengan meranah ke berbagai platform media sosial lainnya, dengan pendapatan yang diharapkan lebih besar masuk ke pundi-pundi keuangan mereka," ujar Hening.
Dengan hadirnya influencer dalam beberapa media sosial, disinyalir mereka bisa tetap eksis, puas, terkenal, dan mendapatkan kelimpahan finansial.
Sementara, untuk influencer yang memilih secara khusus di ranah media sosial tertentu saja, Hening menyebut, kemungkinan karena mereka ingin memiliki ciri khas dan branding yang berbeda dari yang lain.
Tujuannya adalah agar mudah diingat masyarakat.
Sementara itu, meanggapi fenomena yang dialami Atta Halilintar di Twitter, Hening mengatakan Atta sebenarnya lebih nyaman di kanal Youtube.
Sebab disana ia biasa memuat konten hiburan dan berpenghasilan lebih banyak di kanal tersebut.
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar