Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Sebuah hukuman memang perlu diberikan bagi seorang yang melakukan kesalahan.
Namun, sebuah hukuman yang diberikan sebaiknya tetap memandang sisi-sisi perikemanusiaan dan belas kasih.
Karena apabila sebuah hukuman dilakukan dengan cara yang keras, justru membuat seseorang yang salah akan sulit berubah.
Masih banyak di dunia ini ditemukan sebuah hukuman yang diberikan sebagai sebuah ganjaran dengan cara tak manusiawi.
Salah satunya yang belakangan ini terjadi di sebuah perusahaan di China.
Sebuah hukuman diberikan pada para pekerja dengan cara tak manusiawi.
Pekerja tersebut mendapat hukuman karena tak mampu mencapai target penjualan mereka.
Biasanya untuk seorang pekerja yang tak mampu mencapai target penjualannya akan dipotong bonusnya atau diberikan peringatan.
Namun, tidak untuk perusahaan di China ini.
Melansir dari Shanghai.ist Kamis (8/8/2019), sebuah perusahaan konstruksi di China menjadi sorotan lantaran hukuman yang diberikan kepada para pekerja yang tak bisa memenuhi target penjualan.
Hukuman yang diperoleh para pekerja di sebuah perusahaan yang terletak di Provinsi Ghuizhou ini pun termasuk ekstrem.
Salah satunya ialah dengan memaksa para pekerja memakan seekor belut hidup.
Hukuman yang diberikan pada para pekerja ini tergolong sangat ekstrem dan tak lazim.
Para pekerja itu dipaksa untuk memakan seekor ikan lumpur atau belut hidup-hidup.
Selain diharuskan memakanbeluthidup, para pekerja juga diharuskan meminum darah ayam.
Semua itu harus dilakukan semua pekerja yang tak bisa memenuhi target penjualan.
Hukuman ini sudah dirasakan tak hanya satu dua orang pekerja di perusahaan tersebut.
Baca Juga: Kisah 2 Mantan Anggota TNI AU yang Santer Dikabarkan Media Asing Bergabung dengan ISIS, Ini Sosoknya
Saat hukuman itu dilaksanakan, ada seorang yang merekam kejadian tersebut dan mengunggahnya di media sosial.
Usai beredar di media sosial, video hukuman para pekerja itu mendapat kecaman dari berbagai kalangan.
Meski mendapat kecaman dari masyarakat luar, pihak perusahaan tetap merasa tidak bersalah.
Pasalnya, pihak perusahaan mengaku jika para pekerja yang mendapat hukuman tersebut berpartisipasi dengan sukarela.
Selain itu, perusahaan juga menganggap jika tidak ada yang salah dengan hukuman yang mereka berikan.
Namun demikian, hingga berita ini ditulis, masih belum ada tindakan dari pihak berwenang menanggapi hukuman kejam ini.(*)