TribunJatim dan Instagram Yuni Rusmini
Tentara mengevakuasi bayi yang menunggui jenazah ayahnya selama tiga hati tiha malam.
Laporan reporter Gridhot .ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Seorang bayi di Jember Jawa Timur bernasib tragis usai tinggal bersama ayahnya sendirian di rumah.
Pasalnya, bayi yang masih berumur 14 bulan itu selama tiga hari tiga malam menunggui jasad ayahnya sendirian.
Bayi itu bernama Siti Annisa Syafira berhasil diketahui keberadaannya karena tangisnya terdengar dari dalam rumah.
Baca Juga: Nasib Naas Supir Truk Pengangkut Hewan Kurban, Jadi Tersangka Usai Sebabkan Anggota Polisi Kecelakaan, Tak Jadi Rayakan Idul Adha Bersama Anak Tercinta
Melansir dari TribunJabar.com (15/8/2019), peristiwa ini terjadi di Desa Desa Kaliwining, Rambipuji, Jember.
Warga menemukannya pada Rabu (14/8/2019) setelah pukul 14.00.
Ketika tangisannya terdengar warga sekitar, rumah bayi itu pun didobrak bersama dengan polisi yang sudah datang karena mendapat laporan.
Baca Juga: Fakta Unik Sejarah Sang Saka Merah Putih, Buah Tangan Fatmawati dari Perwira Jepang Hingga Bercerita Soal Sprei dan Tenda Warung Soto Seharga Rp 500 Sen
Sang bayi ditemukan dalam keadaan telentang di lengan kiri jasad Fauzi.
Namun, bayi itu sudah tak menangis lagi ketika warga dan polisi berhasil masuk ke dalam.
Bayi itu diketahui tinggal bersama dengan sang ayah di rumah itu.
Sementara ibunya yang bernama Sulastri berada di Taiwan, bekerja sebagai TKW.
Baca Juga: Kisah Viral Fernanda Colombo, Wanita Eks Kiper Timnas Brasil yang Berwajah Kelewat Cantik Sampai Ditawar Agensi untuk Ganti Profesi dari Atlet ke Wanita Penghibur, Dibikin Tergiur dengan Disodori Rp 28 Juta Sekali Tampil
Kolase Tribun Jabar (Tribun Jatim)
Bayi di Jember tunggui jasad Ayah, ibunya jauh di Taiwan.
Sulastri pun kaget ketika mendapatkan kabar soal kematian suaminya dan kondisi sang anak.
Termasuk kabar anaknya yang 3 hari 3 malam menunggui jasad suaminya.
Kabar itu ia dapatkan dari polisi melalui telepon.
Baca Juga: Viral, Kisah Heroik Sepasang Kakek dan Nenek Tua Buat Kocar-kacir Kelompok Perampok Bersenjata yang Menodong Mereka, Hanya Gunakan Sandal dan Kursi
Melansir dari TribunJember pada saat peristiwa itu, kakak Sulastri, Setiyanti langsung menelepon suaminya, Heri Purnomo, pada Kamis (15/8/2019) pukul 02.00 dini hari.
Melalui sang kakak, ibu bayi itu pun meminta Heri Purnomo menyampaikan pesan kepada Setiyanti.
Ia meminta agar Setiyanti menjemput bayi kecilnya dan memberi kabar bahwa suaminya sudah meninggal.
"bojoku mati, tolong jagaen anakku (suamiku meninggal, tolong jaga anakku)," begitu pesan Sulastri, ibu si bayi.
Baca Juga: Buka Suara Soal Kematian Briptu Heidar, Ibu Almarhum Bertanya-tanya Kenapa Anaknya Tewas, Sementara Alfonso Lolos: Polri Jangan Hanya Cari Pelaku, Rekan Anak Saya Harus Diperiksa
Instagram Yuni Rusmini
Tentara mengevakuasi bayi yang menunggui jenazah ayahnya selama tiga hati tiha malam.
Akhirnya, pukul 05.00 pagi Setiyanti pun bergegas ke alamat yang diberikan adiknya.
Setiyanti bersama suaminya langsung ke kantor polisi, kemudian ke rumah adik iparnya kini sudah meninggal dunia di Jember.
Akhirnya bayi kecil itu dibawa budenya ke Banyuwangi.
Baca Juga: Kisah Aldi Haryopratomo, CEO yang Sering Nyambi Jadi driver Gojek, Bebas Bekerja Tanpa Ada yang Tahu
Selama tiga hari tiga malam menunggui jasad ayahnya, kondisi bayi perempuan itu sangat memilukan.
Ia terlihat lemas pasalnya diduga tidak makan dan tidak minum selama tiga hari.
Ketika dievakuasi dari rumahnya, bayi perempuan itu sempat digendong oleh pihak kepolisian.
Tetangga Fauzi yang bernama Uma Kulsum itu mengatakan petugas polisi sempat menangis.
Baca Juga: Kerap Tampilkan Drama Cedera di Lapangan Saat Lawan Indonesia, Instagram Kiper Timnas Laos Diserbu Netizen Indonesia dengan Komentar Kejam, Sempat Jadi Trending Topik Twitter
Ketika menggendong si bayi, polisi tersebut meneteskan air mata karena kondisi bayi yang begitu memprihatinkan.
Untungnya, bayi Sulastri itu masih bisa diselamatkan walaupun tidak makan dan minum selama sekitar tiga hari.
Penemuan bayi perempuan tersebut diunggah oleh akun Instagram @yuni_rusmini pada Kamis (15/8/2019).
Baca Juga: Mas Yusuf Tak Malu-malu Ungkapkan Rasa Cintanya Saat Video Call, Intan Permata Asli: Aduh Sayangnya Saya Udah Ada yang Punya
Awalnya tetangga Fauzi merasa ada yang janggal karena mencium bau menyengat tak melihat sosok Fauzi dalam beberapa hari.
Kemudian, warga memutuskan untuk memeriksa rumah Fauzi pada Rabu (14/8/2019) sore.
Karena rumah tersebut dikunci, warga terpaksa mendobraknya.
Ketika diperiksa mereka mendapati ada bayi dalam kondisi lemas dan menangis.
View this post on Instagram
Ya Allah ???????????? Balita ( 14 bulan) ditemukan menangis di dlm rumah yg terkunci sambil memeluk jasad ayahnya yg sdh membusuk, diperkirakan balita tsb tdk makan minum selama 3 hari . Penemuan jenazah seorang pria bernama Aan Junaidi, akrab dipanggil Fauzi (40) warga Perumahan Kaliwining Asri Blok C6, Dusun Bedadung Kulon, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur, di dalam kamar rumahnya, Rabu (14/8/2019) sore, menggemparkan warga sekitar. Betapa tidak, saat ditemukan, pria yang dikenal tertutup dan berciri khas memiliki tato hampir di beberapa bagian tubuhnya itu, hanya tinggal berdua dengan anak perempuannya berinisial N yang masih berumur 14 bulan. Saat ditemukan jenazahnya oleh warga, anak semata wayangnya itu sedang menangis sembari memeluk ayahnya. Bahkan, kulit jenazah yang sudah menghitam menempel di pipi dan pakaian anaknya yang masih balita itu. “Memprihatinkan tadi itu waktu ditemukan, pak polisi yang menggendong sampai menangis. Karena anak ini, 3 hari tidak makan dan minum. Untung masih hidup,” kata Uma Kulsum, tetangga korban. Wanita berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Rambipuji itu, langsung memberikan pertolongan pertama kepada anak balita itu. “Tadi diberi air gula dulu, karena anak ini pastinya dehidrasi. Sempat tadi muntah dan langsung dimandikan bersih oleh suami saya. Setelah itu, diminumkan susu karena pastinya lapar,” ujarnya. Diketahui korban hanya tinggal berdua dengan anak balitanya itu. Sementara sang istri yang hingga saat ini belum diketahui namanya itu, sedang bekerja di luar negeri sebagai TKW. “Terakhir Pak Fauzi terlihat malam minggu. Waktu itu masih dikirimi nasi berkatan (nasi kotak dari tasyakuran) ke rumahnya. Minggu pagi kayaknya masih terlihat, tapi sore sudah nggak terlihat. Tahu-tahu sekarang sudah meninggal,” kata Eny N, tetangga sebelah rumah korban. Namun sekitar Senin (12/8/2019) sore, sempat tercium aroma busuk bau bangkai. “Kata anak saya mencium bau kayak bangkai gitu. Saat itu anak saya main bola di depan rumah. Tapi dikiranya bau bangkai hewan kucing atau tikus gitu. Kan perumahan ini dekat sawah. Suara tangis balita anaknya juga tidak ada. Baru terdengar tadi sore ini,
A post shared by Yuni Rusmini (@yuni_rusmini) on Aug 14, 2019 at 3:59pm PDT
Baca Juga: Penyesalan Hidup Terbesar Si Leher Beton, Mike Tyson Bicara Blak-blakan Dirinya Menyesal Lahir Menjadi Sosok Menyeramkan di Balik Prestasi Cemerlangnya
Tangan mungilnya memeluk jenazah sang ayah yang sudah membusuk.
Jenazah Fauzi itu berada di kamar rumahnya dengan kondisi kulit jenazah yang sudah menghitam itu menempel di pipi dan pakaian anaknya.
Polisi yang menemukan korban juga menangis melihat kondisi sang bayi yang memprihatinkan.
Baca Juga: Kecelakaan Saat Antar Pesanan, Driver Ojol Terkena Suspend karena Si Pelanggan Tak Terima Lalu Berikan Rating Rendah, Netizen Geram dan Lacak Si Pelanggan
"Memprihatinkan tadi itu waktu ditemukan, pak polisi yang menggendong sampai menangis. Karena anak ini, tiga hari tidak makan dan minum. Untung masih hidup," kata Uma Kulsum, tetangga korban.(*)
PROMOTED CONTENT
Video Pilihan
Komentar