Silaban mengatakan ketiga pelaku pembantaian melancarkan aksinya dengan menggunakan parang saat puluhan ABK lainnya sedang tertidur diatas kapal.
"Kalau keterangan yang kita ambil dari ABK mereka (pelaku) ini adalah bapak anak dan juga paman, jadi keluarga dekat semua," kata Silaban kepada Kompas.com saat dikonfirmasi dari Ambon, Jumat (23/8/2019).
TNI AL menduga kuat, ketiga pelaku telah mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri usai membantai rekan-rekannya sesama ABK.
Silaban menambahkan, dari keterangan sejumlah ABK, dua pelaku telah mengikuti pelayaran dengan kapal tersebut ke wilayah perairan Aru sebanyak dua kali.
Sedangkan satu pelaku baru pertama kali mengikuti pelayaran dengan kapal tersebut.
"Kalau anak dan bapak sudah dua kali trip dengan kapal itu ke sini tapi kalau pamannya itu baru pertama kali," katanya.
Saat disinggung apakah ketiga pelaku ini memiliki keterkaitan dengan jaringan kelompok radikal, Suharto enggan menjelaskannya.
"Kita tidak tahu ya karena ABK juga tidak pernah bilang begitu, yang mereka tahu ketiga orang itu hanya bersaudara, anak bapak sama paman. Kalau soal itu nanti kita berasumsi lagi," katanya.
Antara menyebutkan total 20 ABK belum diketahui nasibnya. Namun lima ABK dilaporkan tewas tetapi belum ada bukti karena mayatnya belum ditemukan.