Lagu Cidro sendiri juga memiliki fakta unik.
Pasalnya, lagu yang paling kerap ditangisi para penggemar Didi Kempot atau Sobat Ambyar itu justru yang paling cepat dibuat.
"Satu jam, enam puluh menit saya bikin lagu Cidro berikut nada dan liriknya," ujar Didi di Menara Kompas, Jakarta Pusat.
Melihat fenomena Didi Kempot dan para sobat ambyarnya, seorang psikolog kemudian memberikan komentar.
Laelatus Syifa, seorang psikolog dari Universitas Sebelas Maret Solo menuturkan, fenomena kembalinya Lord Didi tak lepas dari peran sosial media.
"Menurut saya, ini efek dari media sosial yang bisa memviralkan keasikan lagu Didi Kempot yang berbeda dengan lagu-lagu sekarang. Lagu Didi Kempot punya ciri khas tersendiri daripada musik saat ini," ungkap Syifa.
Lagu yang sarat patah hati dan kesendirian membuat Syifa menduga hal tersebut menjadi perwakilan perasaan insan muda.
Syifa juga menilai kalau para Sobat Ambyar ini bukan sekedar penggemar musiman biasa.
"Bisa jadi memang karena viral, kemudian anak-anak muda menemukan sensasi unik dari karya-karya Didi Kempot. Bisa dikatakan, ini rasa lama yang fresh kembali di antara lagu-lagu patah hati yang itu-itu saja," ujar Syifa.
Lagu sedih memang akan selalu terhubung dengan siapapun karena biasanya penuh dengan emosi.
(*)
Source | : | Kompas.com,Twitter,Tribun Jateng |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar