Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Buntut Ucapan Kata-kata Rasis di Depan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Tak Hanya Danramil Tambaksari, 4 Oknum Anggota TNI Juga Diskors dan Diseret ke Pengadilan Militer

Candra Mega Sari - Senin, 26 Agustus 2019 | 08:36
Ini Sosok Mayor TNI yang Diduga Ucapkan Kata Rasis ke Mahasiswa Papua
Sripoku - Istimewa

Ini Sosok Mayor TNI yang Diduga Ucapkan Kata Rasis ke Mahasiswa Papua

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Isu rasisme yang belakangan terjadi di daerah Jawa Timur dan menimpa mahasiswa asal Papua memicu aksi kerusuhan.

Isu rasisme tersebut tersebar luas melalui sosialmediadan membuat masyarakat Papua tersinggung.

Aksi massa pun pecah di beberapa kota di Papua dan berujung dengan kerusuhan.

Baca Juga: Dinonaktifkan dari Jabatan, Kapolsek Sukajadi Ternyata Sudah Biasa Beri Miras ke Mahasiswa Papua, Kompolnas: Meski Dia Biasa Melakukan, Sekarang Sedang Sensitif

Dikutip dari Sripoku.com, Sabtu (24/8/2019), rekaman video yang berisi tentang dugaan awal mula ucapan rasis beredar.

Berdasarkan video yang beredar, ucapan rasis diduga diucapkan pertama kali oleh oknum anggota TNI di asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustus 2019.

Oknum TNI tersebut datang bersama rombongan pejabat kecamatan, koramil, dan Polsekta Tambaksari.

Baca Juga: Ngakunya untuk Kesegaran Hingga Dipaksa Minum Sendiri di Hadapan Kerumunan, Ini Sosok Polwan Pemberi Miras ke Mahasiswa Papua yang Lakukan Aksi Demo di Bandung, Seorang Kapolsek Berpangkat Kompol

Mereka datang setelah beredar foto tiang bendera yang dipasang di depan asrama bengkok hingga menyentuh got.

Pimpinan rukun warga menyebut foto kondisi tiang dan bendera menyebar di grup Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Pacar Keling, Tambaksari.

Dorlince Iyowau, perwakilan mahasiswa Papua di Surabaya berkata "Kami tidak tahu-menahu soal bendera yang jatuh di got itu."

Baca Juga: Rusuh Manokwari Diduga Akibat Terprovokasi Unggahan Media Sosial, Siber Bareskrim Polri Bakal Usut Akun Penyebar Konten Provokatif Kerusuhan Papua

"Kami tahu ketika TNI datang dobrak-dobrak tanpa pendekatan hukum, yang langsung main hakim sendiri dengan Satpol PP dan ormas reaksioner."

"Jadi sekali lagi kami tidak tahu soal kejadian bendera yang jatuh dan kami tidak pernah membuang bendera yang mereka maksud itu ke got," kata Dorlince.

Sementara, pimpinan RW di kawasan asrama Kamasan juga tak mengetahui pelaku perusakan tiang bendera.

Baca Juga: Dibajak Saat Mati Lampu Malam Sebelumnya, Tepat di Hari Kemerdekaan RI, Bendera Bintang Kejora Sempat Berkibar di Asmat Papua, Begini Kronologinya

"Kondisi bendera itu kami tahu dari grup WhatsApp. Saya tidak melihat dengan mata sendiri. Tapi yang semua yang melihat pasti emosi," ujarnya.

Foto bendera dalam got yang diterima pimpinan RW kawasan asrama Kamasan.
/ISTIMEWA

Foto bendera dalam got yang diterima pimpinan RW kawasan asrama Kamasan.

Saat rombongan datang, penghuni asrama Kamasan berhadapan dengan massa yang terdiri dari orang-orang berseragam tentara, satpol PP, polisi, dan mereka yang berbaju bebas.

Pria yang dilingkari dalam cuplikan video ini beberapa kali menudingkan tangannya ke penghuni yang berada di balik pagar.

Baca Juga: Rusuh Manokwari Diduga Akibat Terprovokasi Unggahan Media Sosial, Siber Bareskrim Polri Bakal Usut Akun Penyebar Konten Provokatif Kerusuhan Papua

"Jangan banyak omong kamu, keluar sini," begitu salah satu kalimat yang terdengar jelas keluar dari mulutnya.

Teridentifikasi Oknum TNI yang Lontarkan Ujaran Rasis pada Mahasiswa Papua dan Langsung Dicopot.
ALIANSI MAHASISWA PAPUA

Teridentifikasi Oknum TNI yang Lontarkan Ujaran Rasis pada Mahasiswa Papua dan Langsung Dicopot.

Bersamaan dengan itu, sejumlah kata-kata rasial berupa nama-nama binatang terlontar ke arah mahasiswa Papua.

Selain itu, dalam video lain yang direkam oleh penghuni asrama mahasiswa Papua berkata "Apa? Mau tangkap saya? Ketok pintu, kita bicara baik-baik."

Baca Juga: Sehari Berjuang Melawan Maut, Pratu Sirwandi, Anggota TNI Korban Penembakan KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Akhirnya Meninggal Dunia

Seorang perempuan dari kelompok penghuni asrama juga mengatakan, "Ada proses hukumnya, Pak. Kenapa main hakim sendiri begitu?"

Dalam video itu, seorang berseragam tentara dan berkacamata hitam juga menuding-nudingkan tangan ke arah penghuni asrama.

"Hei kau pulang sana...," begitu salah satu penggalan kalimat yang terdengar darinya.

Baca Juga: Diduga Buang Bendera Merah Putih ke Selokan Lantaran Tak Mau Mengibarkannya, Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Digeruduk Ormas

Orang berseragam tentara lainnya berkata, "Kamu merusak bendera, tak sikat kamu."

Oknum tersebut juga terlihat menendang pagar dan menyebut nama binatang ke penghuni asrama.

Menurut versi mahasiswa Papua, salah satu anggota berseragam tentara yang mengeluarkan kata-kata rasial adalah Komandan Koramil Tambaksari, Mayor Inf N.H Irianto.

Baca Juga: Jadi Incaran Densus 88 Sejak Lama, Perampok Toko Emas di Magetan Tergabung dalam Kelompok Teror Isbaqiah, Polisi Sebut Hasil Rampokan Akan Dikirim ke Suriah

Mereka menuding kalimat yang dilontarkan MayorInf N.H Irianto juga memprovokasi massa.

Melansir dari Kompas, Danramil 0831/02 Tambaksari Mayor Inf N.H Irianto diskors, buntut dari pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya sepekan lalu.

Tak hanyaMayor Inf N.H Irianto, adaempat anggota TNI yang saat ini diskors dan menjalani pemeriksaan.

Asrama Mahasiswa Papua, di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, didatangi oleh sejumlah kelompok organisasi masyarakat (ormas), Jumat (16/8/2019).
KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN

Asrama Mahasiswa Papua, di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, didatangi oleh sejumlah kelompok organisasi masyarakat (ormas), Jumat (16/8/2019).

Baca Juga: Bawa Bom Rakitan dan Samurai, Sosok Perampok Toko Emas di Magetan Ternyata Pernah Masuk Penjara Karena Tusuk Mantan Bupati Madiun 10 Tahun Silam

"Skorsing itu namanya pemberhentian sementara, sifatnya temporer. Walaupun sebenarnya itu merupakan sanksi juga ya, jadi hak-hak dia dikurangi juga," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya Letkol Arm Imam Hariyadi Minggu (25/8/2019) malam.

Imam mengatakan skorsing dilakukan untuk memudahkan Pomdam V/Brawijaya melakukan penyidikan.

Pihaknya menyayangkan tindakan oknum anggota TNI tersebut yang diduga telah melakukan pelanggaran disiplin.

Baca Juga: Punya Tinggi Badan 2.6 Meter, Emen si Remaja Asal Riau Lebih Pilih Jadi Atlet Voli Daripada Jadi Anggota TNI atau Polri

Seorang prajurit teritorial, sambung Imam, seharusnya bisa menjaga sikap di lapangan.

"Terkait dengan anggota saya, mereka pada saat di lapangan kenapa bisa menampilkan sikap-sikap seperti itu (melontarkan ujaran rasial)," ujar dia.

"Seharusnya, seorang prajurit teritorial, tampilan mereka di lapangan seharusnya menampilkan komunikasi sosial. Tidak emosional, walaupun situasinya seperti itu (memanas)," tutur Imam.

Baca Juga: Bukan Kelompok Egianus Kogoya, TNI Sebut Anggota KKB yang Terlibat Baku Tembak di Wamena Bawahan Yusak Tabuni yang Kini Tak Lagi Eksis

Imam menjelaskan, penyidikan yang dilakukan Pomdam V/Brawijaya terus berjalan.

Selain itu, Pomdam juga melengkapi berkas-beekas perkara sehingga kasus tersebut bisa segera dibawa ke persidangan.

Mengenai sanksi yang akan dijatuhkan nanti, akan diputuskan melalui persidangan di peradilan militer.

Baca Juga: Kini Telah Bertobat dan Tampil Tertutup dalam Balutan Hijab, Pemeran Wanita Video Vina Garut Ternyata Dulu Siswi Berprestasi, Nilainya Nyaris Sempurna

"Begitu persidangan nanti kan ada putusan. Nanti hasil putusan itulah yang nanti (menentukan hukuman). Dasarnya adalah hasil penyidikan saat ini," terang Imam.

Selain Danramil Tambaksari Mayor Inf NH Irianto, Imam tidak menjelaskan secara rinci siapa saja 4 anggota TNI lain yang diduga ikut melontarkan makian kepada mahasiswa Papua.

Namun, Imam memastikan semua yang ada di lapangan sudah diambil keterangannya.

(*)

Source :Kompas.com Sripoku.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x