Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Kasus seorang istri membunuh suami dan anak tirinya di Sukabumi, Jawa Barat dengan cara menyewa empat pembunuh bayaran menjadi sorotan publik.
Kasus itu terkuak usai Edi Candra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan M Adi Pradana (23) ditemukan tewas terbakar di dalam mobil di Jalan Cidahui, Sukabumi, Minggu (25/8/2019).
Polisi pun akhirnya menangkap Aulia Kesuma alias AK (45) yang menjadi otak dari aksi pembunuhan sadis.
AK juga turut melibatkan anak kandungnya yang berinisial KV (18) alias Geovanni Kelvin.
Dikutip dari Kompas, AK yang merupakan istri muda Edi Candra mengalami frustrasi gara-gara terlilit utang hingga Rp 10 miliar.
Lalu AK diduga sakit hati terhadap suaminya yang menolak permintaan dirinya untuk menjual rumah agar bisa melunasi utangnya. AK pun jadi gelap mata.
Setelah itu, nalar masyarakat seakan terenyak ketika AK nekat melampiaskan amarahnya dengan menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa sang suami dan anak tirinya.
Di hadapan polisi AK mengaku sakit hati karena sempat diancam oleh Edi ketika meminta izin untuk menjual rumah.
"Istri ini berinisial Aulia mempunyai utang. Kemudian dia ingin menjual rumahnya. Tapi suami ini (Edi) mempunyai anak jadinya tidak setuju."
"Dan dia mengatakan kalau menjual rumah ini, 'kamu (AK) akan saya bunuh'," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Selasa (27/8/2019).
Selain itu, kurangnya komunikasi positif dengan keluarga dalam masalah yang dihadapi AK diduga menjadi pemicu sakit hati AK yang berujung aksi pembunuhan sadis.
Pengakuan AK yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan diancam akan dibunuh sang suami, dibantah keras kakak almarhum Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili.
Melansir dari Warta Kota, Asoka Wardana, kakak tertua Edi Chandra Purnama marah besar mendengarpengakuanAK.
Menurut Asoka Wardana, Edi Chandra Purnama merupakan sosok yang polos atau naif.
Karena kenaifannya, Edi Chandra Purnama kadang dianggap sebagai orang yang lurus dan tidak pernah terlibat masalah.
"Pupung itu orangnya sangat naif, tidak tahu dunia, kadang-kadang kami nilai enggak ngerti tipu-tipu dunia seperti apa," kata Asoka saat ditemui usai pemakaman Pupung dan Dana, di TPU Jeruk Purut, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (30/8/2019).
"Almarhum (Edi) tak pernah melakukan KDRT sama sekali. Maka itu, banyak hal yang harus kami luruskan terkait almarhum."
"Sedangkan anak Pupung, M Adi Pradana alias Dana, merupakan orang yang punya dedikasi tinggi dan pintar," ungkapnya.
Edi Chandra Purnama juga dikenal ramah dengan dengan teman-temannya dan tidak pernah terlibat masalah dengan orang terdekat.
"Dia dikenal baik semua orang. Bisa dilihat di sini yang hadir. Teman-temannya banyak, teman SD, SMP, SMA dan semuanya. Kemudian Dana sebagai anak yang pintar banyak yang datang ke sini juga," ucap dia.
Tak hanya meluruskan isu KDRT yang dikatakan AK, Asoka juga berharap pihak berwajib mengadili pelaku dengan hukuman yang setimpal.
"Kita tunggu saja proses hukumnya seperti apa, kita tunggu hasilnya nanti seperti apa, dan kita ikuti alurnya. Semoga Tuhan membalas perbuatannya dengan baik," katanya.
Lebih lanjut, Asoka Wardana berterima kasih kepada seluruh pihak yang bersimpati dengan kasus pembunuhan adik dan keponakannya.
Banyaknya pelayat yang mengatar juga ia sebutkan sebagai bukti kalau mendiang Pupung Sadili dan Dana adalah orang yang baik.
"Semoga almarhum diberikan tempat di sisi Allah SWT dan kami yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan tawakal."
"Kami mohon maafkan kedua almarhum dan bila ada sangkut paut dengan almarhum bisa berhubungan dengan kami selaku keluarga," tutupnya.
(*)