Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Publik kota jakarta baru digemparkan dengan penyegelan sebuah indekos ala Sleep Box yang berada di Johar Baru, Jakarta Pusat.
Indekos bertipe Sleep Box tersebut disegel oleh Suku Dinas Cipta karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) Jakarta Pusat karena dinilai kurang layak huni.
Melansir dari Antaranews.com, penyegelan tersebut dilakukan untuk menghentikan berjalannya operasi indekos ala Sleep Box yang dikenal murah dan memiliki tata ruang tak sesuai izin bangunan.
Selain itu, indekos ini dinilai pemerintah tak layak huni dan tak manusiawi.
Pasalnya aspek ruang dan segala fasilitas didalamnya juga dinilai tak baik untuk kesehatan.
Uniknya, indekos berjenis seperti ini justru punya peminat yang sangat banyak.
Alasan utamanya adalah karena indekos ala Sleep Box dinilai murah harganya.
Indekos seperti ini sebenarnya tak asing lagi di kalangan backpacker.
Istilah lain dari Sleep Box adalah hotel kapsul.
Hotel kapsul saat ini dikenal sebagai akomodasi murah andalan wisatawan backpacker.
Uniknya jika ditilik dari latar belakang hotel kapsul, sebenarnya tidak ditujukan untuk wisatawan backpacker.
Dilansir dari Archdaily, hotel kapsul pertama kali hadir pada 1972 di Tokyo dengan nama Nagakin Capsule Tower, terdiri dari 14 lantai dan 140 kamar kapsul.
Perancang hotel ini adalah arsitek legendaris Jepang, Kisho Kurokawa.
Ia merancang hotel kapsul karena melihat peluang yang ada dari budaya kerja di Jepang.
Orang Jepang terkenal memiliki dedikasi serta tuntutan kerja yang tinggi.
Sehingga membuat para pekerja sering lembur.
Terkadang sehabis bekerja, mereka juga menghabiskan waktu untuk minum bersama di Izakaya (semacam bar minum dengan sajian camilan).
Ketika sisa hari semakin singkat dan harus masuk kerja kembali keesokan pagi, para pekerja ini kesulitan untuk kembali ke rumah.
Selain jadwal kereta yang terbatas pilihan transportasi lain seperti taksi di Jepang sangat mahal.
Alhasil, jadilah hotel kapsul pilihan untuk beristirahat beberapa jam dan membersihkan diri agar kembali siap bekerja keesokan hari.
Pada awal kemunculan Nagakin Capsule Tower tidak sesempit saat ini.
Barulah pada 1979 kapsul hotel seperti ukuran saat ini diluncurkan di Osaka.
Pada perkembangannya hotel kapsul di Jepang ternyata digemari oleh wisatawan backpacker, khususnya wisatawan mancanegara.
Untuk itu operator hotel kapsul di Jepang mulai menempelkan instruksi dan peraturan bertuliskan Bahasa Inggris.
Dari Jepang, konsep hotel kapsul juga diadaptasi oleh negara lain di Asia sampai Eropa.
Tak melulu kapsul-kapsul ini memiliki bentuk yang sama. Banyak operator hotel berkreasi dengan bentuk hotel kapsul sendiri.
Seperti di Kyoto ada hotel kapsul dengan desain warna monokrom, di Kuala Lumpur ada hotel kapsul bergaya industrial, atau di Rio de Janeiro hotel kapsul bergaya seni jalanan.
Di Indonesia sendiri hotel kapsul pertama kali hadir pada 2017.
Kini hotel kapsul di Indonesia kian dikenal dan dijadikan andalan untuk akomodasi wisatawan domestik maupun mancanegara.(*)
Source | : | Kompas.com,archdaily.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar