Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Belakangan ini Pulau Sumatera dan Kalimantan jadi sorotan banyak orang karena mengalami bencana kabut asap dalam taraf bahaya.
Kabut asap tersebut diakibatkan adanya kebakaran hutan dan lahan yang luasnya ribuan hektare dan belum mampu ditangani oleh pemerintah.
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Pekanbaru, Riau dinilai sudah cukup parah.
Status Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) bahkan menunjukkan kategori sangat tidak sehat.
bBeberapa hari yang lalu, kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru sangatlah tebal.
Bahkan, ia menyebutkan bahwa yang dihirup masyarakat bukan lagi oksigen, melainkan asap karhutla.
Diwartakan Kompas.com, kabut asap sangat pekat di Kota Pekanbaru mengakibatkan masyarakat terdampak Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Riau per 1-11 September 2019, jumlah warga terserang ISPA sebanyak 9.931 orang.
Oleh karenanya, masyarakat Kota Pekanbaru diimbau untuk selalu waspada terhadap dampak yang ditimbulkan dari kabut asap.
Usaha yang dilakukan pemerintah setempat untuk membongkar siapa sebenarnya dibalik penyebab bencana ini pun mulai mencapai titik terang.
Belakangan ini tersebar sebuah video yang memperlihatkan detik-detik tertangkapnya beberapa oknum pembakar hutan dan lahan di Riau.
Video tersebut dibagikan salah satu channel Youtube bernama GUDANG dan Instagram @_infocegatansolo pada Senin (16/9/2019).
Dalam video tersebut, para pelaku diamankan oleh jajaran Polres Riau.
Pengamanan tersebut dilakukan sekitar pukul 14.00 WIB di Lapangan Desa Sorek, Pekanbaru Riau.
Nampak dalam video beberapa petugas keamanan seperti polisi dan TNI sedang menahan para pelaku pembakar hutan dan lahan.
Mereka akan dinaikkan ke helikopter yang pada saat itu akan mendarat.
Ada tiga pelaku yang saat itu sudah dalam posisi diborgol tanpa menggunakan kaus.
Mereka dikawal ketat oleh anggota TNI untuk masuk ke helikopter yang telah mendarat dan akan dibawa untuk dilakukan penyelidikan.
Penangkapan dilakukan karena mereka sengaja membuka atau membersihkan lahan dengan cara dibakar.
Sementara itu, melansir dari TribunBatam.id, sebelumnya Tiga orang ditangkap Polisi di Batam terkait kasus Pembakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Batam.
Ketiga pelaku diketahui kedapatan saat hendak membakar hutan di kawasan Bukit Bismilah Galang, Hutan di Kecamatan Galang dan kawasan Sekupang Batam.
Kapolresta Barelang AKBP Prasetyo Rachmat Purboyo dalam ekspose kasus Karhutla di Polresta Barelang, Jumat (13/9/2019) sore menuturkan para pelaku disuruh oleh pemilik lahan untuk membuka lahan.
"Ada tiga orang yang kita tangkap. Satu di Sekupang dan sedang diproses oleh Satreskrim Polresta Barelang. Sementara dua orang lagi di proses oleh Polsek Galang," sebut Prasetyo menerangkan.
Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku yang ditangkap di Galang mengaku diupah sebanyk Rp 600 ribu untuk membuka lahan disana.
Ketiga pelaku masing-masing berinisial Ir yang ditangkap di Skupang, kemudian Ai dan OJ ditangkap di hutan Galang saat hendak melakukan pembakaran.
"Pembakaran itu mereka lakukan pada malam hari. Dan mereka memang disuruh oleh seseorang," lanjutnya.
Ai mengaku kalau dirinya disuruh oleh pengusaha yang tinggal di Batam Centre bernama Asun.
Tidak hanya menyuruh membuka lahan, Asun juga disajarkan bagai mana cara membuka lahan dengan cepat.
"Saya disuruh menebang kayunya, kemudian kayu itu dikumpulkan barulah dibakar," sebut AI bercerita.
Ai sendiri juga berharap supya polisi juga bisa menangkap Asun. Menurutnya Asun Harus bertanggung jawab dengan semua ini.
"Saya masuk penjara karena Asun ini. Saya harap dia juga ditangkap. Dia yang suruh saya hutan untuk buka lahan," sebutnya.
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di provinsi Riau ini memberikan dampak yang besar.Bahkan hingga saat ini masih terdapat titik api di lahan gambut di beberapa lokasi.
Titik api tersebut antara lain berada di Pekanbaru, Pelalawan, Siak, Bengkalis, Dumai, Kampar, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.(*)