Hal tersebut membuatnya tak telalu paham membaca dan menulis, namun tidak menyurutkannya dalam melestarikan seni tradisional.
Marsius sejak kecil telah menggeluti opera Batak terutama alat musk tradisional berupa seruling.
Kerap Marsius kecil menghabiskan waktunya memainkan seruling dan belajar secara otodidak maupun kepada orang-orang di kampungnya di Palipi daerah danau Toba.
Permasalahan ekonomi yang ia hadapi mengharuskannya untuk berani merantau ke Kota Medan untuk mencari lapangan pekerjaan.
Namun keahlian dalam hal opera Batak terutama musik seruling tersebut tak ia tinggalkan sampai di Medan.
Sebab darah seni telah mengalir dalam dirinya karena ia lahir dari keluarga seniman opera Batak dan dari jalur itulah kelak membuat jalan hidupnya berubah 180 derajat.
Pria kelahiran 1 April 1953 sempat menjajaki profesi sebagai pengayuh becak di Kota Medan.
Source | : | Facebook,New York Times,kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar