Kalau saya yang berdandan seperti anak muda kan lucu. saya pakai daster saja," ungkap Rochana sambil tertawa.
Kelar berdandan, keduanya langsung bergegas ke medan operasi.
Dengan sedikit bujuk rayu manja, Rochana dan Mira memelas kepada seorang PSK yang ada di dalam warung kopi agar ditemukan dengan muncikari.
Tak berselang lama muncikari keluar yang ternyata seorang biduan dangdut bernama Woro Wiranti (34).
"Saya kaget bukan kepalang begitu bosnya keluar. Ternyata ia biduan dangdut yang sering ketemu di panggung saat saya berjaga mengamankan. Kami pernah saling menyapa dan bertatap muka. Saat itu saya hanya berdoa semoga penyamaran lancar. Alhamdulillah ia tak mengenali saya," kata Rochana yang masuk Secaba Polwan 1987 itu.
Usai ngobrol ngalor ngidul, Mira dan Rochana diterima bekerja sebagai pemandu karaoke dengan syarat harus berpenampilan aduhai untuk mengundang syahwat lelaki.
Keduanya juga diharuskan bekerja dari jam 9 pagi sampai Maghrib.
"Besok langsung kerja aja layani tamu berkaraoke. Jika tamu minta esek-esek layani saja. Ada satu room karaoke dan dua kamar. Oh iya kamu jangan pakai daster lagi. Kalau siang banyak bos-bos berkumpul di sini. Ada bos ketela, bos ikan, dan bos tepung. Kalau habis magrib sudah sepi," kata Rochana menirukan ucapan bos PSK itu.
Warung kopi Kuro-Kuro tersebut sudah beroperasi 4 bulan. Untuk sekali berkencan dengan PSK tarifnya mulai Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu, tinggal menyesuaikan usia dan fisik.
"Meski sudah berumur saya diperbolehkan bekerja dengan tarif Rp 50 ribu sekali kencan. Katanya saya khusus untuk brondong, karena brondong itu tak berduit. Kalau Mira tarifnya Rp 350 ribu, dengan alasan karena muda dan bodinya masih bagus. Itu bosnya yang bilang," kisah Rochana.