Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID -Kasus terorisme di Indonesia masih terus diperangi pemerintah demi menjaga kenyamanan negara.
Aksi-aksi terorisme yang telah memakan banyak korban tak membuat pemerintah diam.
Pemerintah terus berupaya melakukan penelusuran dan penangkapan oknum-oknum terduga terori melalui tugas Tim Densus 88.
Beberapa kali tim Densus 88 berdasil menggrebeg oknum terduga teroris yang sebelum melancarkan aksinya.
Belakangan ini aksi penggerebegan terduga teroris oleh tim Densus 88 kembali terjadi.
Penggerebegan itu dilaksanaka di Semper Barat, Jakarta Utara Senin (23/9/2019).
Warga Jalan Belibis V, Semper Barat, Jakarta Utara pun tak menyangka kalau ada salah satu dari warganya merupakan anggota teroris.
Yang lebih mengagetkan warga adalah adanya keterlibatan seorang pemuda sekitar yang turut membantu tim Densus 88 dalam aksi penggerebegan ini.
Pemuda yang tak asing lagi dikenal warga setempat bernama Iron.
Selama ini Iron dikenal sebagai pemuda yang ramah dengan warga dan sering mengikuti kegiatan masyarakat.
Ia tinggal di salah satu indekos yang beralamat di Jalan Belibis V, Semper Barat.
Iron mengontrak sebuah indekos lantai dua yang lokasinya tepat di seberang rumah terduga teroris.
Melansir dari Kompas.com, beberapa warga pun kaget dengan sosok Iron yang sebenarnya bukanlah orang biasa.
Ia merupakan salah satu anggota Densus 88 yang bertugas menyamar dan mengintai pergerakan MA (20) si terduga teroris.
Selama ini sosok Ironsudah dikenal luas oleh warga kampung sebab anak muda tersebut sopan dengan warga sekitar.
Ia sering menyapa warga sekitar jika berpapasan di jalan.
Selain itu, Iron juga kerap ikut kegiatan masyarakat dan membaur dengan pemuda-pemuda kampung bermain voli bahkan bermain game bersama.
"Dia itu teman dekat sama anak saya, sering main mobile legend bareng nih di sini," kata Ibu dari Fajar di sebuah warung depan indekos tersebut, dikutip dari Kompas.com.
Fajar adalah teman bermain dari Iron yang sering kali bermain game online di ponsel genggam saat berada di warung dekat dengan lokasi tersebut.
Sementara itu warga bernama Ningsih (40) mengatakan, selama ini Iron mengaku bekerja di sebuah cafe.
Baca Juga: Geram Warganya Dihantui Pembegalan, Kapolres Lumajang: Pelaku Begal Saya Halalkan Darahnya!
Namun, Ningsih mengungkap satu kebiasaan yang tak lazim dilakukan Iron setiap hari.
Iron biasanya duduk di warung yang menghadap ke rumah terduga teroris saat tengah malam.
"Jadi dia tengah malam sering nongkrong sendirian di sini sambil megang HP," ucap Ningsih.
Ningsih mengaku sempat berinteraksi dengan pemuda pecandu game mobile legend tersebut sebelum terjadi penggrebekan terduga teroris.
Ningsih mengobrol dengan Iron saat hendak ke pasar pagi tadi.
Saat berpapasan, Ningsih bertanya pada Iron ditanya akan pergi kemana, dan katanya akan pergi ke tukang jahit.
Namun ternyata Iron justru kembali dengan menggunakan seragam polisi lengkap dengan sepucuk senjata laras panjang di tangannya dan wajahnya tertutup masker hitam.
Warga pun curiga pada Iron yang seketika berpenampilan ala pasukan Densus 88.
"Warga pada bilang ngapain tuh si Iron di situ," ucap Ningsih, dilansir dari Kompas.com.
Meski begitu, tidak ada warga yang berani menyapa Iron yang sudah berseragam.
Seketika itu penggerebegan pun mulai dilakukan di kediaman MA.
Melansir dari Tribunnews.com,AG (69), sang tuan rumah, tak menyangka rumahnya didatangi tim anti teror.
Apa lagi ketika mendengar nama anaknya yang ke-9, MA (20), disebut sebagai terduga teroris dan diamankan polisi.
Di sanalah MA menyembunyikan berbagai bahan pembuat bom.
Densus 88 menemukan cairan H2O2, asam sulfat, serbuk putih, dan sejumlah barang lain.
Belum lepas pikirannya dari bom tersebut, Tim Densus 88 menunjukkan dua lembar kertas bertuliskan kalimat tauhid berbentuk seperti bendera ISIS.
Sementara, kertas lainnya merupakan surat yang dialamatkan "Kepada orang-orang kafir dan murtad".
Tim Densus 88 menemukan sebuah bom aktif berjenis TATP berdaya ledak tinggi di kediaman terduga teroris.
Bom tersebut kemudian diledakkan di sebuah lahan kosong tak jauh dari lokasi penangkapan.
Belakangan diketahui bahwa surat itu adalah surat pamitan yang ditulis MA.
Dalam surat itu dituliskan bahwa MA akan segera melakukan pengeboman.
"Berdasarkan tulisan tangan di surat yang kami temukan, dia akan meledakkan bom di kantor kepolisian," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto yang mendampingi tim Densus 88.
Kini MA ditangkap setelah polisi mengebangkan tujuh terduga teroris lain yang ditangkap di Bekasi.(*)