"Adik saya ditembak, peluru masuk ke tangan tante saya, dan menembus ke badan adik saya," ujarnya.
Setelah tertembaknya Ade Irma, bocah kecil tersebut kemudian digendong oleh ibunya.
Piyama tidur Ade Irma sudah bersimbah darah dan tercecer di mana-mana.
Ada tiga buah peluru bersarang di badan Ade Irma.
Hendrianti yang kala itu masih berusia 13 tahun juga ketakutan.
Hendrianti bahkan nekat melompat dari jendela yang tingginya 2 meter untuk menyelamatkan diri.
"Sampai tulang kaki saya patah yang saya rasakan sakitnya sampai sekarang, paha kaki saya yang kanan penuh dengan pen penyambung tulang," ucapnya.
Hendrianti kemudian berjalan terpincang-pincang menuju ke kamar ajudan Nasution, Lettu Czi Pierre Tendean.
Pierre Tendean yang mendapati hal tersebut lantas menyuruh Hendrianti sembunyi di kamarnya dan memberi tahu jika keselamatan keluarganya sedang diujung tanduk.