"Terima semua ini sebagai takdir," begitu selalu pesan janda Supardjo kepada anak-anaknya.
Sebagai istri tentara, ia sudah terbiasa hidup sendiri tanpa suami.
Dari sinilah Sugiarto mengagumi kekuatan perempuan dibandingkan dengan lelaki.
Walau sebenarnya kesulitan yang harus dihadapi Sugiarto tak kalah hebatnya.
Titel dokter gigi yang diperolehnya dengan susah payah tidak bisa dimanfaatkan karena terbentur Surat Keputusan (Instruksi) Menteri Dalam Negeri nomor 32 tahun (1981).
Peraturan yang masih berlaku sampai sekarang itu intinya melarang keluarga tahanan politik menjadi pegawai negeri.
Tapi lagi-lagi ia tidak mempersoalkannya.
Keengganan Sugiarto mengungkit masa lalu karena orang yang marah atau benci kebanyakan justru adalah mereka yang tidak mengerti permasalahan sebenarnya.
Apalagi, masih ada orang-orang yang bersikap baik kepada keluarganya meski kedudukannya berseberangan.
Mereka adalah rekan-rekan ayahnya semasa di militer, seperti Ibrahim Adjie, HR Dharsono, atau keluarga Ibnu Sutowo.